
Cuitan @CCICPolri memperkenalkan akun Twitter milik Kompol Yunus Saputra
Cuitan @CCICPolri memperkenalkan akun Twitter milik Kompol Yunus Saputra
Cyberthreat.id - Akun Twitter @M1_nusaputra yang diketahui milik Kepala Analisis CCIC (Cyber Crime Investigation Centre) Polri Kompol M. Yunus Saputra tiba-tiba tak bisa lagi diakses pada 20 Oktober 2021. Padahal, sebelumnya akun tersebut rajin merespon hingga mengingatkan netizen untuk menegakkan etika dalam menggunakan media sosial.
Saat diakses pada Rabu malam (20 Oktober 2021), Twitter memunculkan pesan "Akun ini tidak ada. Coba cari yang lain."
Pesan tersebut mengindikasikan pemilik akun telah menghapus atau menonaktifkan sendiri sendiri.
Tidak diketahui pasti mengapa Yunus memilih mematikan akun Twitter-nya. Padahal, sebelumnya Yunus lumayan responsif menjawab pernyataan netizen, termasuk soal kinerja Polri yang belakangan menjadi sorotan netizen. Dia juga membela koleganya di Polri dengan mempertanyakan keabsahan laporan Project Multatuli berjudul "Tiga Anak Saya Diperkosa, Saya Lapor ke Polisi. Polisi Menghentikan Penyelidikan".
Setelah berita itu dipublikasikan, situs Project Multatuli sempat mengalami serangan Distributed Denial of Service (DDoS): kiriman lonjakan trafik kunjungan palsu oleh botnet yang membombardir server sampai lumpuh. Akibat serangan ini, sepanjang malam pembaca tidak bisa mengakses berita yang diunggah di situs web.
Laporan itu menyorot dugaan pemerkosaan oleh ayah kandung ketiga anak tersebut. Lokasi kejadiannya di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Project Multatuli menyebutkan laporan itu berdasarkan pengakuan sang anak kepada ibu mereka. Sang ibu kemudian melaporkan kasusnya ke polisi. Namun, belakangan kasusnya dihentikan. Menurut Yunus, polisi sudah bekerja sesuai prosedur dalam kasus itu.
"Hasil visum membuktikan tidak ada kerusakan organ vital seperti yang dinyatakan dalam investigasi mendalam oleh ini. Selain tulisan ini, bisakah dia buktikan rekam medisnya? Tunjukkan anda tidak mengada-ada!" tulis Yunus dalam salah satu cuitannya saat itu.
Media Mojok.co pekan lalu menyorot cuitan Yunus vs Project Multatuli dalam sebuah tulisan bertajuk "Project Multatuli dan Hal-hal yang Nggak Mashook dari Twit Kepala Analis CCIC Polri."
Karena cuitan itu, yang disusul penggunaan tagar #PolriSesuaiProsedur oleh polisi untuk melawan narasi #PercumaLaporPolisi yang digaungkan oleh Project Multatuli pimpinan Fahri Salam, sejumlah cuitan bernada ejekan ditujukan ke Yunus.
"Udah pak yunus, mending masuk perut paus lagi. Statement2 di tread makin membuktikan hastag #PercumaLaporPolisi itu valid," komen netizen pemilik akun Twitter @asmatimur.
Ketika akun Yunus diketahui tidak aktif lagi, salah satu yang mempertanyakannya adalah Teguh Apriyanto, Ketua Ethical Hacker Indonesia.
"Diduga kena mental akibat seringkali dibully karena blunder, seorang kepala analis @CCICPolri tutup akun twitter," tulis Teguh lewat akun @secgron pada Rabu, 20 Oktober 2021.
"Baru kemarin malem mikir, 'Pak Yunus apa nggak kena mental ya, dia maksimal utk menjaga citra positif kepolisian tpi akhir2 ini malah kasus2 ttg polisi makin banyak aja.' Ternyata hari ini kejadian," komentar @masaddri.
"Baru sadar dia kalau nggak ada tempat untuk isilop di twitter atau di mana pun di seluruh Indonesia selama kinerjanya masih jeblok," tambah akun @Edvangelion
Akun Twitter @M1_nusaputra diketahui resmi milik Kombes Yunus Saputra. Pada 12 September lalu, akun @CCICPolri memperkenalkan Yunus berikut akun miliknya.
"Mau berkenalan dengan bang Yunus - Kepala Analis CCIC Polri yang mengelola tim Patroli Siber dan tim Polisi Virtual? Mau diskusi tentang kejahatan siber? Yuk, follow akun Twitter @M1_nusaputra," tulis akun @CCICPolri saat itu.
Sebelumnya, Yunus pernah bertugas sebagai Kanit Resmob Polda Sulawesi Selatan. Ia juga mantan Kasat Reskrim Mapolres Gowa, Sulawesi Selatan.[]
Share: