
Facebook dan Twitter | Foto: punchng.com
Facebook dan Twitter | Foto: punchng.com
Cyberthreat.id – Pengadilan Distrik Tagansky di Moskow, Rusia mendenda tiga raksasa media sosial asal Amerika Serikat karena tidak menyimpan basis data pengguna di negara tersebut sesuai dengan perintah regulator telekomunikasi, Roskomnadzor.
Facebook didenda sebesar 15 juta rubel atau sekitar US$202.000 dan Twitter 17 juta rubel (sekitar US$228.000) untuk pelanggaran yang berulang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara, WhatsApp harus membayar sebesar 4 juta rubel (sekitar US$54.000), demikian pengumuman Roskomnadzor di situs webnya, Kamis (26 Agustus 2021) dikutip dari The Record, portal berita cybersecurity yang dikelola oleh perusahaan keamanan siber Recorded Future.
Facebook dan Twitter mendapatkan denda lebih besar lantaran tahun lalu juga telah melanggar aturan yang berlaku. Masing-masing telah didenda oleh pengadilan setempat sebesar 4 juta rubel. Namun, hanya Facebook yang bersedia membayar denda, Twitter menolak.
Sementara, WhatsApp baru pertama kali menerima denda dari Rusia.
Menurut hukum Rusia, platform online harus menyimpan basis data pengguna secara lokal untuk “memastikan tingkat perlindungagn data pribadi pengguna Rusia”. Persyaratan ini telah berlaku sejak 2015, tapi penerapan kewajiban itu baru dilakukan mulai 2019.
“Hingga saat ini, penyimpanan data pribadi pengguna Rusia telah dilokalkan oleh sekitar 600 kantor perwakilan perusahaan asing di Rusia, di antaranya Apple, Microsoft, LG, Samsung, PayPal, Booking,” tutur Roskomnadzor.
Pada Mei lalu, menurut kantor berita Rusia, TASS, Roskomnadzor telah mengultimatum Facebook, Twitter, dan perusahaan internat lain untuk menyimpan data pengguna secara lokal sebelum 1 Juli 2021.
Regulasi perlindungan data pribadi Rusia mewajibkan perusahaan internet domestik dan asing untuk menyimpan data pengguna secara lokal. Aturan tersebut juga berlaku untuk perusahaan internet asing yang tak memiliki kantor fisik di rusia, tapi beraktivitas di negara tersebut.
Perusahaan yang melanggar aturan tersebut bakal dikenai denda mulai 1 juta hingga 6 juta rubel (antara US$13.582 hingga US$81.492). Pelanggaran berulang akan dihukum dengan denda mulai 6 juta hingga 18 juta rubel (US$81.492 hingga US$244.447).
Parlemen Rusia juga tengah menggodok RUU yang mengatur kewajiban perusahaan teknologi asing membuka kantor perwakilan lokal.
“RUU akan mewajibkan pemilik sumber daya informasi yang besar dengan pengguna harian di Rusia setidaknya 500.000 orang untuk membuka kantor resmi, yang sepenuhnya mewakili kepentingan dan jawaban mereka atas aktivitas perusahaan,” tulis Kepala Kebijakan Informasi dan Komite di Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma Negara), Alexander Khinshtein pada Mei lalu, dikutip dari Reuters.
Jika mereka tidak mau membuka kantor perwakilan, perusahaan dilarang mengiklankan layanan mereka atau menghosting iklan di platform. Mereka juga bisa dilarang mengumpulkan pembayaran atau data pribadi.[]
Share: