
Joe Biden saat mendapat suntikan vaksin | Foto via BBC
Joe Biden saat mendapat suntikan vaksin | Foto via BBC
Cyberthreat.id - Facebook "menembakkan" serangan balik ke Gedung Putih, membantah pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut platform media sosial seperti Facebook "membunuh orang" lewat infomasi yang salah tentang vaksin Covid-19 di platformnya.
DIlansir The Verge, Bantahan itu disampaikan Facebook lewat unggahan di situsnya atas nama Guy Rosen yang menjabat sebagai Wakil Presiden bidang Integritas di Facebook.
Dalam pernyataannya, Guy Rosen antara lain mengatakan bahwa “fakta memperlihatkan kisah yang sangat berbeda dengan yang dipromosikan oleh pemerintah dalam beberapa hari terakhir.”
“Pada saat kasus COVID-19 meningkat di Amerika, pemerintahan Biden memilih untuk menyalahkan segelintir perusahaan media sosial Amerika,” tulis Rosen. “Sementara media sosial memainkan peran penting dalam masyarakat, jelas bahwa kita membutuhkan pendekatan seluruh masyarakat untuk mengakhiri pandemi ini. Dan fakta – bukan tuduhan – harus membantu menginformasikan upaya itu.”
Pada Jumat lalu, reporter NBC News Peter Alexander bertanya kepada Biden apa pesannya “untuk platform seperti Facebook.” Presiden menjawab: "mereka membunuh orang ... satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah di antara yang tidak divaksini, dan mereka membunuh orang." (Lihat: Kesal Banyak Hoaks Vaksin, Joe Biden: Medsos Membunuh Orang!)
Rosen bilang, Facebook telah bekerja dengan Universitas Carnegie Mellon di Pittsburgh dan Universitas Maryland dalam survei global tentang gejala, pengujian, dan tingkat vaksinasi COVID-19. Hasilnya, tulis Rosen, menunjukkan 85 persen pengguna Facebook di AS telah atau ingin divaksinasi virus corona.
“Tujuan Presiden Biden adalah agar 70% orang Amerika divaksinasi pada 4 Juli. Facebook bukanlah penyebab tujuan itu tidak tercapai,” tambah Rosen.
Komentar Biden muncul di tengah meningkatnya tekanan dari Gedung Putih terhadap Facebook dan platform sosial lainnya untuk membendung aliran informasi yang salah tentang vaksin virus corona di situs mereka.
Ahli bedah umum Amerika, Viviek Murthy, pada hari Kamis mengeluarkan laporan dan rekomendasi tentang "menghadapi informasi kesehatan." Salah satu rekomendasinya untuk platform teknologi adalah untuk "memperkuat pemantauan informasi yang salah," dan "memperkuat komunikasi dari pakar dan tokoh tepercaya."
Dalam postingannya, Rosen berpendapat bahwa Facebook telah mengambil tindakan atas rekomendasi Murthy.
Murthy sendiri sebelumnya mengatakan bahwa platform media sosial belum bertindak maksimal dalam memberantas informasi kesehatan yang salah di platformnya.
“Terlepas dari beberapa tindakan yang telah mereka ambil, kami masih melihat penyebaran misinformasi yang signifikan di media sosial. Saya meminta perusahaan-perusahaan ini untuk melangkah dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di situs mereka,” tambah Murthy.
“Saya meminta mereka untuk memperhatikan orang-orang di seluruh negeri ini yang hidupnya bergantung pada akses ke informasi yang akurat. Dan itulah yang akan terus saya lakukan.”[]
Share: