IND | ENG
CEO Huawei Jadikan Apple Panutan Soal Privasi Data Pengguna

Pendiri Huawei Ren Zhengfei | Photo: VCG/caixinglobal.com

CEO Huawei Jadikan Apple Panutan Soal Privasi Data Pengguna
Andi Nugroho Diposting : Senin, 08 Juli 2019 - 13:26 WIB

Cyberthreat.id - Masalah yang membelit Huawei masih jauh dari kata selesai. Pemerintah Amerika Serikat belum mengeluarkan pernyataan resmi setelah Presiden Donald Trump pada KTT G20 di Jepang, pada 29 Juni lalu, menyatakan "lampu hijau" bagi Huawei bisa masuk lagi di pasar AS.

Sebelumnya Huawei tak pernah gentar dengan pelarangan AS sejak terbit perintah “blacklist” dari Trump pada 15 Mei lalu. Huawei telah menyiapkan sistem operasi sendiri yang diklaim lebih cepat dan lebih baik dibandingkan Android buatan Google dan iOS miliknya Apple.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis, CEO juga pendiri Huawei, Ren Zhengfei, mengatakan, bahwa sistem operasinya disebut dengan HongMeng atau Ark OS. "60 persen lebih cepat daripada Android dan lebih efisien daripada MacOS Apple," kata dia seperti dikutip dari Slash Gear, yang diakses Senin (8 Juli 2019).

Sumber: klik di sini

Meski belum pasti seperti apa wujud sistem operasi itu, Zhengfei mengatakan, HongMeng bakal kompatibel dengan perangkat seluler apa pun.

Dalam wawancara dengan Financial Times, Zhengfei juga menegaskan bahwa perusahaan menjamin tidak akan menyerahkan data pengguna kepada pemerintah China berapa pun biaya. Di Negeri Tirai Bambu itu, pemerintah memang memungkinkan untuk memaksa perusahaan menyerahkan data.

Bagi Zhengfei, Apple adalah panutannya dalam hal privasi data pengguna. "Kami tidak akan pernah melakukan hal seperti itu (menjual data pengguna). Jika saya pernah melakukannya sekali saja, AS akan memiliki bukti untuk menyebar ke seluruh dunia. Kemudian, 170 negara dan wilayah tempat kami beroperasi akan berhenti membeli produk kami dan perusahaan kami akan mati," ujar dia seperti dikutip dari CNBC.

Jika terjadi seperti itu, "Siapa yang akan membayar hutang kami? Karyawan kami semua sangat kompeten, sehingga mereka akan mengundurkan diri dan memulai perusahaan mereka sendiri, meninggalkan saya sendiri untuk melunasi hutan kami. Saya lebih baik mati," kata dia.

Menurut dia, pengguna memiliki kontrol terhadap data mereka sendiri, bukan Huawei.

"Data dimiliki oleh pelanggan kami, bukan kami. Operator harus melacak setiap pengguna, jika tidak, tidak ada panggilan telepon yang dapat dilakukan. Adalah tugas pengangkut untuk melacak data pengguna. Kami, sebagai penyedia peralatan, tidak melacak data apa pun," kata mantan anggota Tentara Pembebasan Rakyat China itu.

#huawei   #google   #android   #hongmeng   #renzhengfei   #datapribadi

Share:




BACA JUGA
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura