
Ilustrasi | Foto: Unsplash
Ilustrasi | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Semua platform media sosial di India diminta untuk menghapus konten apa pun yang merujuk pada virus coronoa “varian India”.
“[Platform media sosia] diminta untuk segera menghapus semua konten yang menyebut, meruju, atau menyiratkan virus corona ‘varian India’ dari platform Anda,” tulis Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India (MeitY), dikutip dari ZDNet, diakses Senin (24 Mei 2021), MeitY dalam suratnya tersebut.
MeitY mengatakan, sejauh ini WHO belum mengaitkan istilah “varian India” dengan virus corona varian B.1.617. Sebelumnya, di internet beredar informasi yang menyebut varian B.1.617 dilabeli sebagai “varian India” .
April lalu, UK Science Media Centre juga mengatakan pemakaian label “varian India” harus dihindari karena sulit untuk memastikan secara pasti dari mana varian itu pertama kali muncul.
Awal Mei, pemerintah India juga berkirim surat kepada semua platform medsos untuk memberitahu penggunanya agar tidak mewadahi, menampilkan, mengunggah, memodifikasi, menerbitkan, mengirimkan, memperbarui, atau membagikan informasi apa pun yang dapat menyesatkan publik India dalam berbagai cara.
Dalam surat pertama itu, MeitY mendesak platform untuk memulai kampanye kesadaran bagi pengguna untuk tidak mengunggah atau mengedarkan berita palsu apa pun terkait virus corona yang kemungkinan akan menimbulkan kepanikan penduduk.
Di saat yang sama, platform medsos juga diminta menghapus unggahan yang mengkritik penanganan wabah virus corona. April lalu, Twitter diperintahkan untuk menghapus lusinan tweet yang mengkritik penanganan pemerintah terhadap wabah.
Twitter mengatakan telah mematuhi perintah tersebut karena khawatir mengakibatkan karyawannya dipenjara.
Jumlah kasus Covid-19 di India terus meroket. Per 24 Mei 2021, menurut situs web WorldMeters, pukul 07.00 GMT jumlah kasus mencapai 26,75 juta dengan jumlah kematian mencapai 303.751 jiwa. Dalam 24 jam pada Sabtu-Minggu (22-23 Mei) terjadi penambahan di atas 200.000 kasus.[]
Share: