
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id – Kepala Analis Cyber Crime Investigation Center (CCIC) Polri, Mochammad Yunnus Saputra mengingatkan pengguna media sosial terkait penipuan penjualan ijazah palsu di Twitter.
Dalam laman Twitternya, Yunus mengatakan yang menyediakan jasa jual beli ijazah melalui melalui laman media sosial itu adalah akun Twitter @ijazah_jasa. Saat ini kasus penjualan ijazah palsu ini telah melalui proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.
“Penipuan penjualan dokumen palsu oleh akun Twitter @ijazah_jasa telah kami terima melalui patrolisiber.id, kasus ini telah melalui proses penyedilidakan CCIC Polri,” kata Yunus melalui laman Twitter-nya, Kamis (6 Mei 2021).
Yunus mengatakan, pihaknya menemukan jual beli ijazah palsu ini saat tim patroli siber CCIC Polri sedang menjalankan tugas rutin menelusuri konten – konten di Twitter. Akun tersebut menawarkan jasa ijazah resmi dari lembaga pendidikan yang terdaftar di Kementerian Pendidikan dengan harga mencapai Rp10 juta untuk tingkat pendidikan Strata 1. Namun CCIC Polri meyakini jika ijazah yang ditawarkan bukanlah dari lembaga pendidikan yang resmi, karena ijazah dari lembaga resmi tidak ditawarkan melalui media sosial.
“Tim patroli siber @CCICPolri menjalankan tugas rutin telusuri konten di Twitter lalu terhenti pada sebuah akun yang menawarkan jasa penjualan ijasah ilegal yg cukup vulgar. Walau labelnya akun “Jasa Ijazah Resmi”, trntu kita tahu yang resmi itu dari pihak sekolah bukan akun seperti ini,” ungkap Yunus.
Akun Twitter tersebut menawarkan jual beli mulai dari ijazah SMP, SMA/SMK, dan juga strata satu dari seluruh lembaga pendidikan resmi yang ada di Indonesia. Untuk mempermudah proses jual beli, pelaku penipuan juga mencantumkan nomor Whatsapp, yang menjadi salah satu pola umum dalam penipuan.
“Pelaku mencantumkan nomor WhatsApp untuk pelayanan lebih lanjut, sebuah pola umum yang sudah pasti berakhir penipuan,” kata Yunus.
Berdasarkan penelusuran CCIC Polri, pelaku penipuan tidak hanya menjual jasanya melalui Twitter saja, tetapi juga melalui dua akun Instagram dengan username @menyediakanjasaijazah dan @jasaexcutive.
Berdasarkan penulusuran Cyberthreat.id, akun – akun tersebut sudah tidak tersedia di Twitter maupun Instagram. Tetapi ketika Cyberthreat.id mencoba menulusuri akun lain yang melakukan modus penipuan serupa, Cyberthreat.id menemukan beberapa akun yang menawarkan jasa ijazah resmi melalui Instagram seperti @ristekdikti.co.id, @jasa_pengurusan_ijazah, @jasa_pembuatan_ijazah_resmi9, dan masih banyak akun lainnya.
Berkaitan dengan modus penipuan tersebut, Yunus meminta agar pengguna sosial media selalu berhati – hati dan sebaiknya tidak menggunakan jasa ijazah palsu yang justru akan membahayakan dirinya di masa depan. Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk melaporkan setiap akun di media sosial yang melakukan penawaran dengan modus serupa.
“Jika kamu menggunakan layanan jasa ilegal seperti ini, maka sebetulnya kamu telah menggores jejak digitalmu untuk ditasbihkan sebagai pengguna kejahatan,” kata Yunus.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: