Cyberthreat.id – Seorang remaja asal New York memilih mengakhiri hidupnya setelah mengalami perundungan (cyberbullying) dan pemerasan online.

Dikutip dari Info Security Magazine, Rabu (14 April 2021), remaja berusia 15 tahun itu bernama Riley K. Basford.

Menurut keluarganya, Basford nekat mengakhiri hidupnya setelah seorang penipu yang menyamar sebagai pacarnya menghubunginya lewat media sosial dan memintanya mengirimkan "foto pribadi" yang sensitif.

Setelah mendapatkan foto intim Basford, penipu itu kemudian mengancam akan membagikannya secara online dan mengirimkannya ke keluarga dan teman Basford, kecuali remaja itu membayar US$ 3.500 atau senilai Rp 51 juta.

Keluasga Basford mengatakan, anaknya dibombardir dengan ancaman melalui Facebook sebelum bunuh diri di Potsdam, New York, pada 30 Maret.

“Saya mulai menangis ketika memikirkan empat menit kepanikan dan rasa sakit yang dirasakan anak saya sebelum membuat keputusan itu,” kata ibu Basford, Mary Rodee, kepada The Watertown Daily Times.

Rodee mengatakan, pagi hari sebelum mengakhiri hidupnya, Basford menghabiskan waktu seperti biasa. Namun pada siang hari, semuanya berubah saat Basford menerima pesan ancaman tersebut, dan beberapa jam kemudian ia ditemukan tewas.

“Mereka terus membombardir dan membombardirnya, dan akhirnya mereka menghancurkannya,” ungkap ayah Basford, Darren Basford.

Ayah Basford mengatakan dirinya ingin mencegah hal yang menimpa anaknya terjadi pada anak – anak lainnya. Dia meminta kepada orang tua agar mampu melindungi anak – anak mereka dari bahaya media sosial.

“Saya ingin menyampaikan pesan kepada orang tua bahwa tidak ada media sosial yang aman. Anda perlu berbicara dengan anak-anak Anda tentang semua media sosial, mengetahui dengan siapa mereka berbicara, dan membuat anak-anak tahu dengan siapa mereka berbicara,” ujarnya.

Berkaitan dengan kasus bunuh diri ini, ayah Basford sedang berusaha untuk mendapatkan surat perintah penggeledahan Facebook untuk memastikan apakah ancaman datang dari dalam negeri atau internasional.

Riley Basford adalah seorang siswa tingkat dua di Sekolah Menengah Potsdam yang fokus mempelajari soal pelestarian lingkungan.[]

Editor: Yuswardi A. Suud