
Penggagas Kawal Pemilu Rully Achdiat (tengah) saat menggelar diskusi di Jakarta, Selasa 2 April 2019
Penggagas Kawal Pemilu Rully Achdiat (tengah) saat menggelar diskusi di Jakarta, Selasa 2 April 2019
Jakarta, Cyberthreat.id - Penggagas Kawal Pemilu Rully Achdiat mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Google Indonesia mengawal penghitungan suara online di Pemilu 2019.
Rully menyebut kerja sama tersebut sebagai bagian dari upaya untuk membentengi Kawal Pemilu dari serangan siber selama proses rekapitulasi suara berlangsung.
"Karena kami organisasi nirlaba dan non-profit, maka kami bisa bekerja sama dengan Google," kata Rully usai diskusi di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Akhir Maret lalu Google Indonesia merilis program Google Shield yang memberikan perlindungan tambahan untuk situs-situs penting dari potensi serangan siber menjelang Pilpres 2019.
Google memprediksi serangan siber bakal marak selama rekapitulasi suara yang biasanya di dominasi serangan Distributed Denial of Service (DDoS).
Relawan Kawal Pemilu, kata Rully, jauh lebih siap di Pemilu 2019 karena masa persiapan yang cukup baik yakni selama dua bulan. Di Pemilu 2014 Kawal Pemilu hanya mempersiapkan diri dua hari pasca hari pencoblosan.
Ketika itu situs Kawal Pemilu dibentuk beberapa jam setelah pencoblosan dan langsung menginput data berdasarkan data resmi dari situs KPU RI.
"Pemilu 2019 amat rumit dan kompleks sehingga potensi serangan selalu ada. Nah, kami jauh lebih siap kali ini karena semua persiapan telah berlangsung dua bulan terakhir," ujarnya.
Selain bekerja sama dengan Google relawan Kawal Pemilu juga mendapatkan bantuan dari sejumlah ahli IT Indonesia terkemuka.
Situs Kawal Pemilu juga telah melakukan beberapa kali simulasi serangan siber sehingga ia yakin kinerja situs Kawal Pemilu tidak banyak kendala saat rekapitulasi online berjalan.
"Simulasi ini mahal dan kami dapat cuma-cuma dan sukarela dari pendekar-pendekar IT Indonesia. Intinya kami bekerja sama untuk mendukung demokrasi dan masa depan bangsa."
Share: