
Situs web palsu rekrutmen karyawan BNI buatan tersangka MTN. | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Situs web palsu rekrutmen karyawan BNI buatan tersangka MTN. | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Cyberthreat.id - Kepolisian menangkap tersangka berinisial MTN terkait tindak pindana penipuan berkedok rekrutmen karyawan bank BUMN, Bank Negara Indonesia (BNI).
Tersangka berhasil mengelabui 20 korban dan mendapatkan uang sebanyak lebih dari Rp40 juta, ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus dalam jumpa pers yang disiarkan di saluran YouTube Humas Polda Metro Jaya, Kamis (25 Maret 2021).
Menurut Yusri, tersangka ditangkap pada 20 Maret lalu di sebuah desa di Sulawesi Selatan. Penangkapan MTN itu merupakan tindak lanjut laporan kepolisian yang dibuat BNI pada 1 Februari 2021.
Kepada penyidik, kata Yusri, tersangka menjalankan aksinya sejak 2020. Modus yang membuat situs web palsu beralamat recruitmentbni.snaphunt.com .
Pantauan Cyberthreat.id , situs web tersebut masih bisa diakses hingga berita ini ditulis dan berisikan logo BNI.
Selain situs web itu, MTN menyediakan layanan kontak email dan nomor ponsel. Alamat emailnya rekrutmen.bni@gmail.com .
Ketika percaya dengan modus penipuan itu, korban akan memperhatikan semua dokumen yang ada. Kemudian, ada syarat yang disampaikan MTN kepada korban yaitu mentransfer uang sejumlah Rp1,7 juta dengan alasan “transportasi”. Uang tersebut ditransfer langsung ke rekening MTN, kata Yusri.
Motif tersangka melakukan aksi penipuan tersebut karena alasan ekonomi. MTN sendiri tidak memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi (TI), bahkan tidak bersekolah.
MTN mempelajari pembuatan email dan situs web secara otodidak. Yusri mengatakan, desa asal MTN memang terkenal dengan aksi kriminal. Bukan kali ini saja, polisi menangkap pelaku kriminal dari desa tersebut. Sayangnya, Yusri enggan menyebut nama desa tersebut.
Menurut Yusri, banyak pemuda di desa tersebut tidak bersekolah, ada pula yang sebatas lulusan sekolah dasar. “Ada yang memang tidak pernah sekolah sama sekali, tetapi dia belajar bersama-sama di situ, otodidak mereka belajar dan mereka berkomplot melakukan penipuan dengan modusnya hampir mirip," ujarnya.
Penyidik, kata Yusri, akan terus mendalami apakah ada korban hingga tersangka lainnya. Pasalnya, dalam penyelidikan lebih lanjut tak hanya BNI saja yang dicatut oleh MTN, tetapi ada 15 perusahaan lainnya antara lain Pertamina, PT WIKA, PT Chevron, PT Angkasa Pura, dan lain sebagainya.
Masyarakat yang berhati-hati terhadap pembukaan pendaftaran lowongan kerja dan menentukan langsung alamat situs web serta email resmi.
Atas perbuatannya, MTN dijerat Pasal 35 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Pasal 51 UU ITE. “Dengan ancaman cukup tinggi, 12 tahun penjara dan denda sebesar Rp12 miliar,” kata Yusri. []
Redaktur: Andi Nugroho
Share: