
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Jumlah peretas etis yang mengungkap kerentanan keamanan dan mengirimkannya ke program bug bounty meningkat 63 persen selama 2020 dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Hal itu tampak dalam laporan tahunan HackerOne bertajuk “2021 Hacker Report”, seperti dikutip dari ZDNet, Selasa (9 Maret 2021).
HackerOne adalah organisasi terkemuka asal Singapura yang menyediakan program sayembara pemburuan kerentanan (bug bounty). Komunitas HackerOne berasal dari para peretas etis di berbagai dunia.
Selama setahun itu, HackerOne telah memberikan US$40 juta untuk program bug bounty sepanjang tahun lalu atau naik US$19 juta dibandingkan periode 2019.
Sebagian besar peretas etis mencari kerentanan fokus pada aplikasi web. Ada juga peningkatan temuan pada aplikasi Android, perangkat-perangkat terkoneksi internet (Internet of Things/IoT), dan Antarmuka pemrograman aplikasi (API).
Dari survei HackerOne juga menunjukkan bahwa para peretas ikut dalam sayembara itu lantaran termotivasi uang (76 persen), lalu ada pula karena alasan belajar (85 persen), dan sisanya dua pertiga responden mengaku untuk senang-senang.
"Kami melihat pertumbuhan besar dalam pengiriman kerentanan di semua kategori dan peningkatan peretas yang berspesialisasi di berbagai teknologi yang lebih luas," kata salah satu pendiri HackerOne, Jobert Abma.[]
Share: