
Ilustrasi via pCloud
Ilustrasi via pCloud
Cyberthreat.id – Facebook dan Instagram jadi aplikasi yang paling banyak mengumpulkan data pengguna untuk pelacakan aktivitas online, juga membagikannya kepada pihak ketiga.
Hal itu berdasarkan temuan penyedia layanan cloud storange berbasis di Swiss, pCloud, yang dirilis pada 5 Maret 2021.
Riset ini mengungkapkan aplikasi apa saja yang paling banyak melacak dan membagikan data pengguna, juga aplikasi yang paling sedikit mengumpulkan data pengguna.
Menurut pCloud, riset itu dilakukan dengan memanfaatkan label privasi terbaru milik Apple yang ditampilkan di App Store, yang mengkategorikan semua informasi yang dapat dikumpulkan pada pengguna oleh aplikasi ke dalam 14 kategori, dan bagaimana mereka digunakan.
“Dengan menggunakan label privasi Apple baru yang ditampilkan di App Store, kami mengidentifikasi aplikasi mana yang paling banyak membagikan data pribadi Anda dengan pihak ketiga dan mana yang mengumpulkan paling banyak untuk keuntungan mereka sendiri, untuk menemukan aplikasi yang paling invasif secara keseluruhan,” kata Manajer Digital Marketing di PCloud, Ivan Dimitrov, dalam posting blog perusahaan.
Dimitrov mengatakan, untuk mengidentifikasi aplikasi paling bahaya yang membagikan data pengguna dengan pihak ketiga, Pcloud menggunakan bagian 'Iklan Pihak Ketiga', menandai setiap aplikasi dari 14 kategori yang mereka lacak. Hal yang sama dilakukan untuk melihat aplikasi mana yang mengumpulkan data paling banyak untuk pemasaran mereka sendiri, dan menggunakannya untuk 'Periklanan atau Pemasaran Pengembang'.
Dari hasil riset tersebut, terungkap bahwa Instagram dan Facebook berada di posisi teratas sebagai aplikasi yang paling banyak mengumpulkan data pengguna dan membagikannya kepada pihak ketiga. Instagram diketahui mengumpulkan sebanyak 62 persen data pengguna, sedangkan Facebook mengumpulkan 55 persen data pengguna.
Menurut Dimitrov, platform media sosial menjadi salah satu pelanggar privasi yang paling banyak mengumpulkan data pengguna untuk keuntungan mereka sendiri. Di mana, 80% aplikasi menggunakan data pengguna untuk memasarkan produk mereka sendiri di aplikasi dan seterusnya. Ini termasuk hal-hal seperti aplikasi yang menayangkan iklan mereka sendiri di platform lain, serta promosi dalam aplikasi untuk keuntungan mereka sendiri, atau untuk pihak ketiga yang membayar layanan tersebut.
Data- data yang dikumpulkan oleh pihak aplikasi berupa data pembelian, lokasi, kontak pengguna, konten milik pengguna (media dan gallery), Riwayat penjelajahan, indentitas pengguna, informasi penggunaan data, diagnostik perangkat pengguna, informasi sensitif, informasi keuangan, informasi kesehatan, serta informasi lainnya.
Dari riset tersebut, posisi teratas ditempati oleh Facebook dan Instagram, yang masing masing mengumpulkan 86 persen data pengguna untuk keuntungan mereka sendiri. Kemudian disusul oleh aplikasi pengiriman makanan, dan aplikasi sosial media lainnya seperti eBay, LinkedIn, Twitter dan juga Youtube.
“Dua pelaku teratas di sini adalah pelaku yang sama - Instagram dan Facebook. Keduanya dimiliki oleh Facebook dan menggunakan 86% data Anda untuk menjual lebih banyak produk mereka kepada Anda dan menayangkan iklan yang relevan untuk Anda atas nama orang lain.”
Salah satu contoh penggunaan data ini adalah misalnya dari tanggal lahir pengguna yang digunakan untuk menawarkan diskon eksklusif, atau, misalnya informasi penggunaan aplikasi yang digunakan oleh aplikasi untuk memberikan informasi tentang iklan diskon makanan atau diskon belanja pada jam-jam tertentu.
Tak hanya sekedar memngumpulkan informasi untuk kepentingan aplikasi saja, informasi tersebut bahkan dibagikan kepada pihak ketiga. Dari riset ini diketahui 52% aplikasi membagikan data pengguna dengan pihak ketiga. Pihak ketiga ini mungkin terkait dengan perusahaan yang menjalankan aplikasi, atau mereka mungkin hanya membayar biaya untuk mengakses data penggunanya.
Dimitrov menyebutkan, Instagram dan Facebook menjadi aplikasi yang paling banyak membagikan data pengguna dengan pihak ketiga, di mana facebook membagikan 79 persen data penggunanya dan Instagram membagikan 57 persen data penggunanya. Selain itu, Linkedin juga diketahui membagikan 50 persen data penggunanya dan Youtube membagikan 42 persen data penggunanya kepada pihak ketiga.
“YouTube membagikan 42% informasi Anda, setiap kali Anda menelusuri video di YouTube. Sedangkan Instagram membagikan 79% data Anda termasuk riwayat penelusuran dan informasi pribadi dengan orang lain secara online.”
Dimitrov berpendapat, meski tak bisa dipungkiri banyak aplikasi yang mengeksploitasi data pengguna, namun ada juga aplikasi yang tidak mengumpulkan informasi pengguna, seperti Microsoft Teams, Google Classroom, Clubhouse, Netflix, dan Signal.
Berikut adalah daftar aplikasi yang paling sedikit mengumpulkan data penggunanya.
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: