IND | ENG
Apa Itu Snack Video yang Tawarkan Uang kepada Penggunanya?

Snack Video | Foto: Situs web Snack Video

Apa Itu Snack Video yang Tawarkan Uang kepada Penggunanya?
Tenri Gobel Diposting : Senin, 01 Maret 2021 - 11:50 WIB

Cyberthreat.id – Aplikasi Snack Video menawarkan uang kepada penggunanya dengan cukup menyelesaikan sejumlah misi, salah satunya menonton video yang ada di platform.

Snack Video mengatakan bahwa sejumlah hadiah koin berdasarkan akumulasi waktu menonton video harian pengguna, nanti kemungkinan ada tugas baru, tetapi tidak dituliskan akan hadir dalam waktu kapan.

Selain mendapatkan uang dari menyelesaikan misi, pengguna juga dapat mendapat koin dalam bentuk “Scoin” ketika melakukan live streaming dan diberi hadiah oleh pengguna lainnya.

Snack Video mengatakan 100 Scoin setara dengan US$1 atau sekitar Rp14.780.

Pengguna bisa membeli hadiah bernama “diamond” yang bisa diberikan kepada pengguna yang melakukan live streaming. Diamond sendiri dibeli dari harga Rp16.000 (70 diamond) hingga Rp1.583.317,9 (7000 diamond).

Sejauh ini Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan masih menyelidiki aplikasi Snack Video. Mereka belum bisa memberikan jawaban apakah aplikasi tersebut termasul legal atau ilegal lantaran “sejauh ini belum terlihat ada penyetoran uang dari pengguna via aplikasi.” (Baca: Beredar Ajakan Nonton Video Snack Video untuk Dapatkan Uang, SWI: Masih Kami Selidiki!)

Fenomena dapat uang dari menonton video ini mirip dengan TikTok Cash yang sebelumnya dinyatakan ilegal oleh SWI dan telah diblokir oleh Kementerian Kominfo RI. (Baca: TikTok Cash Diblokir, SWI Sebut Mirip Skema Money Game)

Dari Singapura

Dalam penelusuran Cyberthreat.id melalui Google Play Store (toko aplikasi Android), Snack Video merupakan aplikasi buatan Joyo Technology Pte. Ltd yang berkantor pusat di Singapura. Menu-menu di Snack Video serupa dengan aplikasi TikTok.

Snack Video mengklaim sebagai sebuah platform video singkat terbaru, di mana pengguna akan menemukan video menarik, lucu, populer hingga terkini.

Berdasarkan informasi di Google Play, aplikasi ini pertama kali dirilis pada 7 Agustus 2019. Saat ini tersedia dalam versi 3.2.2.332 yang diperbarui per 24 Februari 2021.

Aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 100 juta di Android dengan ulasan sejumlah 1 juta dan mendapatkan penilaian 4,5. Google pun menandai aplikasi ini hanya untuk 12+.

Data yang disedot aplikasi

Dalam kebijakan privasinya (https://www.snackvideo.com/www/privacy), pengembang Snack Video mengatakan, bahwa aplikasinya tidak digunakan untuk pengguna di bawah 18 tahun. Jika ada pengguna di bawah 18 tahun, Snack Video menghimbau untuk melaporkan ke pihaknya.

Adapun data yang dikumpulkan oleh Snack Video, antara lain

    1. data saat mendaftar masuk ke aplikasi: nama pengguna, tanggal lahir, jenis kelamin, ID akun, kata sandi, alamat email, nomor telepon, gambar profil, dan foto atau video profil)
    2. informasi media sosial: ini jika pengguna masuk ke aplikasi pertama kali dengan opsi media sosial. Terdapat pilihan akses media sosial yakni Facebook, Google dan Line. Snack Video mengumpulkan informasi nama pengguna dan gambar profil, ID akun, token akses,dan URL rujukan.
    3. daftar teman: jika mengimpor atau menyediakan akses ke daftar kontak.
    4. konten yang diunggah atau bagikan termasuk preferensi, foto, video, audio, komentar, pesan, dan musik.
    5. informasi teknis: model perangkat, jenis dan versi sistem operasi, jenis jaringan, ID perangkat, dan resolusi layar.
    6. data keamanan & analisis: alamat IP, konten yang telah dilihat, nama operator, zona waktu, versi aplikasi/ OS, interaksi dengan konten, kesalahan, konten yang disukai/diikuti, pengikut, suka, komentar, tanggapan.
    7. data lokasi: saat mempublikasikan video dan memasukkan informasi lokasi
    8. barang virtual: catatan pembelian, waktu transaksi, dan jumlah yang dibelanjakan
    9. streaming langsung video: penyiar terdaftar, serta ID pengguna, halaman sampul ruang siaran, profil gambar, tangkapan layar dari acara, serta deskripsi masalah yang dilaporkan pengguna, nama lengkap, alamat email, alamat surat, dan status seritifikasi akun penyiar.
    10. cookies.

Hak pengguna

Pengembang mengatakan server aplikasi berada di Singapura, tetapi diklaim dukungan, teknik, dan tim lain berlokasi di kantornya di seluruh dunia.

Meski  data berada di lokasi di Singapura, Snack Video mengklaim pihaknya akan melindungi hak pengguna di mana pun berada.

Ada pun hak pengguna yakni hak akses, menerima salinan datanya, menghapus atau membatasi pemrosesan, menolak pemrosesan. Pengguna bisa mengontak pengembang melalui feedback@snackvideo.com. Untuk penghapusan data, pengembang menyatakan telah tersedia fitur hapus di dalam aplikasi.

Tujuan pengumpulan data

Pengembang mengatakan, pengumpulan data ditujukan untuk menyediakan banyak fungsi dan layanan, verifikasi akun, tujuan keamanan, mengukur serta meningkatkan layanan. Juga, untuk menampilkan konten dan iklan yang disesuaikan dengan minat.

Perusahaan mengklaim membagikan data ke pihak ketiga, kecuali mendapatkan persetujuan.

Tujuan membagikan data kepada pihak ketiga, kata perusahaan seperti tercantum di kebijakan privasinya, “hanya untuk pemrosesan pembayaran serta analitik.”

Pengembang juga melarang pihak ketiga menyimpan, menggunakan atau mengungkapkan informasi pribadi pengguna untuk tujuan lain selain menyediakan layanan mereka kepada Snack Video.

Dalam kondisi aset dijual, data pribadi akan ditransfer ke calon pembeli, pemilik baru, kata perusahaan.

Enkripsi

Pengembang Snack Video mengklaim menerapkan enkripsi dalam aplikasinya. Sayang, mereka tak menjelaskan enkripsi jenis apa yang diterapkan.

Bahkan, perusahaan pun mengklaim menerapkan sistem dan prosedur yang ketat untuk akses informasi pribadi, seperti halnya membatasi dengan ketat personel yang bisa mengakses.[]

 

Redaktur: Andi Nugroho

#snackvideo   #kementeriankominfo   #tiktokcash   #SWI   #OJK   #mediasosial   #skemaponzi

Share:




BACA JUGA
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual
Kill Switch Misterius Ganggu Operasi Botnet Mozi IoT
Mengenal Tiga Jenis Doppelganger Pemangsa Reputasi Perusahaan
Penjahat Siber UNC3944 yang Bermotivasi Finansial Mengalihkan Fokus ke Serangan Ransomware