
Ilustrasi: ABC Australia
Ilustrasi: ABC Australia
Cyberthreat.id - Penjahat dunia maya menjual akses ke database berisi nomor telepon milik pengguna Facebook dengan memanfaatkan bot Telegram. Per nomor telepon dijual seharga US$20. Sebanyak 130 ribu lebih di antaranya adalah nomor pengguna Facebook di Indonesia.
Seperti diberitakan Motherboard, dengan memasukkan perintah tertentu di sebuah chanel Telegram, seseorang dapat dengan mudah menemukan nomor telepon pengguna Facebook.
Meskipun database itu usianya sudah beberapa tahun, tetapi data yang bocor itu masih membawa risiko keamanan siber dan privasi bagi mereka yang nomor teleponnya berada dalam daftar yang bocor.
Orang yang mengiklankan layanan itu mengatakan bahwa layanan itu memiliki basis data 533 juta pengguna Facebook dari seluruh dunia. Dikonfirmasi Motherboard, Facebook mengatakan kerentanan terkait data nomor telepon pengguna telah diperbaiki pada Agustus 2019.
Pada September 2019, Forbes menurunkan laporan yang memuat pernyataan dari Instagram (anak perusahaan Facebook), yang membenarkan adanya masalah kemanan akun pengguna dan nomor telepon pengguna terekspose. Tampaknya, data itulah yang kini dijual di Telegram sejak 12 Januari 2021.
"Sangat mengkhawatirkan melihat database sebesar itu dijual di komunitas kejahatan dunia maya, hal itu sangat membahayakan privasi kita dan pasti akan digunakan untuk tindakan smishing dan penipuan lainnya oleh aktor jahat," kata Alon Gal, salah satu pendiri dan CTO firma keamanan siber Hudson Rock yang memberi tahu Motherboard tentang bot tersebut.
Pengujian yang dilakukan Motherboard menemukan saat diakses, bot bot Telegram menampilkan pesan "Bot membantu mengetahui nomor telepon seluler pengguna Facebook."
Sumber: Twitter Alon Gal
Bot memungkinkan pengguna memasukkan sebuah ID Facebook untuk mendapatkan nomor teleponnya, atau sebaliknya.
Saat diakses, bot menampilkan data awal yang disamarkan. Untuk mendapatkan nomor telepon atau ID Facebook yang dicari secara lengkap, pengguna diminta membayar US$ 20, dan mencapai US$ untuk 10 ribu nomor atau akun. Bot mengklaim memiliki informasi pengguna Facebook dari AS, Kanada, Inggris Raya, Australia, dan 15 negara lainnya, termasuk Indonesia seperti terlihat dalam tangkapan layar yang diunggah Gal di Twitter.
Sumber: Twitter Alon Gal
Pengujian yang dilakukan Motherboard mengonfirmasi bahwa data yang dimunculkan oleh bot Telegram itu berisi nomor telepon asli dari pengguna Facebook.
Saat sampel data itu dikonformasi ke Facebook, pihak raksasa jejaring sosial itu mengatakan data itu berisi ID Facebook yang dibuat sebelum Facebook memperbaiki celah keamanan daftar kontak. Facebook mengatakan pihaknya juga menguji bot itu terhadap data yang lebih baru, dan bot tidak memberikan hasil apa pun.
Tetapi bot itu masih dapat menghadirkan masalah yang signifikan bagi orang-orang yang mungkin telah menautkan nomor mereka ke akun Facebook sebelum Agustus 2019.
Selama bertahun-tahun sebelum 2019, Facebook mendorong -terkadang mengharuskan-- orang-orang untuk memasukkan nomor teleponnya untuk otentikasi dua faktor, dan kepentingan iklan tertarget.
Pada 2019, Facebook sudah memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia. Dan kemudahan akses untuk bot baru ini berarti bahwa penjahat dunia maya atau peretas yang tidak canggih pun dapat memperoleh informasi tersebut.
"Sangat penting bagi Facebook memberi tahu penggunanya tentang pelanggaran ini sehingga mereka cenderung tidak menjadi korban berbagai upaya peretasan dan rekayasa sosial," kata Gal.
Saat ini belum diketahui apakah Motherboard atau Gal sudah menghubungi Telegram untuk mencekal bot tersebut. []
Share: