
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan
Cyberthreat.id - Polisi mengatakan telah memeriksa korban Grab Toko, toko daring yang menjual aneka peralatan elektronik yang beberapa waktu lalu viral karena diduga melakukan penipuan.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan ada dua korban yang diperiksa dengan inisial YNA (30 tahun) dan AS (52 tahun). Keduanya membeli barang di Grab Toko dengan jumlah puluhan juta rupiah, namun orderannya tidak dikirim.
"YNA dengan kerugian Rp71.690.000, dan AS kerugian Rp11.298.000," kata Ahmad, dikutip dari YouTube Tribrata TV, Selasa (19 Januari 2021).
Sebelum pemeriksaan korban, pada konferensi pers Jumat (15 Januari 2021), Ahmad mengatakan penyidik telah memeriksa dua karyawan Grab Toko yakni CD selaku Supervisor dan AR sebagai Head Sales.
"Sedangkan yang lainnya akan diperiksa minggu depan," ujar Ahmad.
Sayangnya, Ahmad tidak menjelaskan lebih detail lagi hasil pemeriksaan terhadap karyawan ini siapa saja saksi yang akan diperiksa pekan ini.
Pada konferensi pers sebelumnya (14 Januari 2021), Ahmad mengatakan akan memeriksa pihak bank juga. Ahmad tak menyebutkan bank mana yang akan dimintai keterangannya. Akan tetapi, pada 6 Januari pihak BCA mengumumkan telah memblokir rekening bank milik Grab Toko yang dipakai untuk menampung uang yang dikirimkan oleh pembeli. (Selengkapnya lihat: Indikasi Penipuan, BCA Blokir Rekening Grab Toko)
Sebelum pemeriksaan saksi-saksi ini, pemilik sekaligus Managing Director Grab Toko Yudha Manggala Putra telah ditangkap polisi pada 9 Januari 2021.
Ahmad mengatakan, modus operandi dugaan penipuan yang dilakukan oleh Yudha yakni dengan membuat sebuah website bernama Grab Toko (www.grabtoko.com) dan menawarkan berbagai macam barang dengan harga yang sangat murah sehingga mengundang minat orang banyak untuk berbelanja di sana. Namun, barangnya tak kunjung tiba.
Ahmad menambahkan, dari 980 konsumen yang memesan barang melalui Grab Toko, hanya 9 konsumen yang dikirim barangnya.
"Artinya ada 971 pemesan dan telah mengirimkan uang namun barangnya tidak dikirim ke konsumen," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan Yudha (33 tahun) ditangkap karena "melakukan dugaan tindak pidana menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik, tindak pidana transfer dana/pencucian uang,” katanya, seperti dikutip dari laman situs resmi Humas Polri, Rabu (13 Januari 2021).
Penangkapan Yudha, kata Sigit, berawal dari adanya konsumen yang melaporkan Grab Toko atas dugaan penipuan. Laporan itu tercatat sebagai LP/B/0019/I/2021/Bareskrim.
Karo Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan kerugian atas laporan konsumen sekitar Rp17 miliar.
Polisi juga menyebut Yudha menginvestasikan uang hasil kejahatannya itu ke dalam aset uang kripto. Terkait ini akan ditangani kepolisian dalam berkas terpisah. Saat dikonfirmasi ulang terkait ini, Rusdi mengatakan dirinya akan memeriksa hal tersebut ke penyidik.
Sementara itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari Yudha yakni 4 unit ponsel pintar merek Samsung dan Oppo, satu unit laptop, dua buah Simcard, satu buah KTP, dan empat buku cek dari bank BRI, BCA, dan Mandiri.
Atas perbuatannya, Yudha dijerat Pasal 45 A ayat (1) Jo Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan atau pasal 378 KUHP dan atau pasal 82 dan atau pasal 85 Undang-Undang nomor 3 tahun 2011 tentang Transfer Dana. Ancaman pidana maksimal 6 tahun penjara dan atau denda paling banyak 1 miliar rupiah.
Sebelum Yudha ditangkap, sejumlah orang yang telah berbelanja di Grab Toko namun barangnya tak kunjung dikirimkan, menyuarakan keluhan mereka di media sosial seperti Twitter, Instagram dan Facebook. Setelah kasusnya viral, Yudha Manggala sempat mengumumkan di Instagram bahwa investor telah melarikan duit perusahaan. (Lihat: Tergiur Diskon Gila-gilaan, Konsumen Grab Toko Merasa Ditipu, Manajemen Mengaku Duitnya Ditilep Investor).
Namun, data dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menyebutkan Yudha tercatat sebagai pemegang 408 lembar saham perusahaan atau setara Rp. 40,8 juta dari total 800 lembar saham perusahaan atau senilai Rp80 juta. Artinya, Yudha adalah pemegang saham mayoritas di perusahaan yang didirikan pada 27 November 2020 itu.
Sedangkan pemegang saham lainnya yang tercantum dalam dokumen itu bernama Anak Agung Narendra Putra. Dia tercatat memegang 392 lembar saham senilai Rp39,2 juta. Namun, Agung mengatakan namanya dicatut Yudha.
"Saya bukan owner. Iya (nama dicatut)," kata Agung yang mengaku mengenal Yudha sebatas teman biasa. (Selengkapnya Lihat: Data Ini Ungkap Pemilik Grab Toko, Situsnya yang Terindikasi Penipuan Tak Lagi Bisa Diakses).
Kini, situs grabtoko.com tak lagi bisa diakses. Begitu pula dengan media sosialnya, semua raib. []
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: