Jakarta, Cyberthreat.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia saat ini masih menyelesaikan survei terkait dengan pembelajaran daring (online) selama wabah Covid-19.

Survei tersebut mengambil responden mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia sejak 5 April 2020. Jumlah responden yang telah masuk sebanyak 237.163 mahasiswa.

“Dalam waktu singkat kami mendapatkan responden lebih dari 200 ribu mahasiswa dan sebagian besar (95 persen) melakukan pembelajaran daring selama kondisi Covid-19 ini,” kata Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof Nizam dalam konferensi video bersama Dewan TIK Nasional (Wantiknas) pada Kamis (9 April 2020).

Namun, Nizam kembali menegaskan, bahwa hasil survei tersebut belum sepenuhnya final. Dirinya baru mengambil data sementara yang telah masuk.

“Masih diolah teman-teman. Surveinya belum selesai. Saya kutip data sementara,” Nizam menerangkan ketika dihubungi kembali oleh Cyberthreat.id usai acara tersebut.

---

Berita Terkait:

• Budaya Belajar Online Perlu Diatur Regulasi

---

Dari data sementara, kecenderungan mayoritas mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran daring melalui ponsel pintar.

“Sebagian besar mereka, yaitu 68 persen belajar dengan handphone, kemudian 14 persen pakai notebook, 10 persen desktop, dan kecil sekali persentasenya menggunakan tablet,” ujar Nizam.

Selain itu, sekitar 60 persen mahasiswa ternyata telah pulang kampung dan melakukan pembelajaran daring dari rumah.

“Ini satu hal yang positif. Menunjukkan bagaimana pembelajaran daring itu bisa menjangkau Sabang sampai Merauke dan ini bisa menjadi peta pendidikan tinggi kita ke depan,” ujar Nizam.

Menurut dia, sekitar 60 persen responden menyatakan pembelajaran daring cukup efektif menyampaikan materi meski mayoritas menilai pembelajaran interaktif langsung di dalam kelas masih lebih baik. “Jadi, masih banyak room of improvement untuk pembelajaran daring ke depan,” ujar dia.[]

Redaktur: Andi Nugroho