IND | ENG
Studi: Kalangan Eksekutif Sangat Menginginkan 5G

Ilustrasi

Studi: Kalangan Eksekutif Sangat Menginginkan 5G
Arif Rahman Diposting : Selasa, 05 November 2019 - 06:02 WIB

Cyberthreat.id - Studi yang dilakukan Infosys baru-baru ini menyatakan keinginan para eksekutif dan pebisnis menggunakan teknologi 5G sangat kuat. Infosys, perusahaan teknologi asal India, melakukan survei kepada 850 responden di berbagai negara (termasuk AS, Eropa, Inggris, Australia dan Selandia Baru). Semua responden adalah senior eksekutif yang bergelut di 12 industri.

"90 persen menyatakan semangat sekali untuk menikmati keunggulan 5G seperti koneksi super cepat, reliabel dan kehidupan semakin mudah," demikian kutipan hasil studi Infosys dilansir Verdict.co.uk, Kamis (31 Oktober 2019).

Sebagian responden menyadari teknologi 5G akan mendatangkan sejumlah tantangan dan perubahan besar. Responden menyebut empat sektor industri yakni ritel, logistik, energi dan utilitas telah menggunakan 5G untuk tahap awal.

Lebih dari 60 persen menyatakan 5G mendatangkan efektivitas dan penghematan biaya. Sebanyak 57 persen responden menyatakan 5G digunakan untuk meningkatkan pendapatan terutama aliran pendapatan baru.

"Dan lebih dari 50 persen responden menyatakan pasar mereka akan terdisrupsi, tapi pada saat bersamaan merek/brand semakin dikenal."

Keamanan Data

Studi mengambil tiga kesimpulan yang akan menjadi tantangan besar para eksekutif dalam menjalankan perusahaannya dengan 5G. Keamanan dan perlindungan data berada di peringkat pertama.

"59 persen responden menyatakan keamanan data sebagai penghalang terbesar."

Halangan selanjutnya adalah ketidaksiapan menghadapi perubahan. Sebanyak 57 persen responden mengatakan perusahaan tidak siap. Mereka percaya bahwa perusahaan belum memiliki keterampilan dan SDM yang tepat dari internal perusahaan untuk merangkul potensi 5G.

"Halangan ketiga adalah kekurangan perangkat dan device mendukung 5G."

Sebagian kecil juga percaya keunggulan 5G akan mendatangkan kesulitan dalam aplikasi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML). Namun, tantangan untuk AI dan ML datang setelah 5G dirasakan secara menyeluruh oleh perusahaan.

5G juga akan mendatangkan penggunaan IoT secara masif dan besar-besaran. Lebih dari 50 persen responden menyatakan IoT dan 5G membutuhkan transformasi internal luar biasa. Banyak perusahaan kini tengah berusaha menyadarkan karyawan betapa pentingnya 5G. 

"Waktu tiga tahun untuk transformasi internal tidak akan cukup." 

"Jadi, sementara perusahaan masih khawatir tentang bagaimana menyebarkan 5G, mereka punya waktu untuk mencari jawabannya. Mencari tahu kapan waktu yang tepat adalah pertanyaan pertama yang harus dijawab sebelum sampai ke 'caranya bagaimana'."

#5G   #Infosys   #survei   #IoT   #ai   #ml   #ritel   #logistik   #energi   #utilitas

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa