IND | ENG
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif

kominfo.go.id

Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Kiki Sabrina Diposting : Kamis, 07 Maret 2024 - 13:32 WIB

Cyberthreat.id - Berbagai negara tengah berupaya untuk mengatur dan menyusun tata kelola pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI). Salah satu fokus perhatian setiap negara berkaitan dengan upaya mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam penerapan serta pemanfaatan teknologi AI

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan Indonesia mendorong agar Tata Kelola AI di tingkat global memberikan perhatian khusus pada aspek Policy, Platform, dan People. 

“Kita terus menyuarakan bahwa tata kelola ekosistem AI harus diatur secara inklusif, fair, aman, dan memotivasi pemberdayaan pengembangan kapasitas masyarakat, khususnya negara yang kita sebut sebagai Global South,” Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam IBM AI for Business Leaders Summit 2024 di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (06/03/2024).

Wamen Nezar Patria menekankan terjadi kesenjangan nyata antara negara Global North dan Global South akibat perkembangan AI, yang disebut dengan digital divide.

Mengutip laporan Badan PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Global North mengacu pada wilayah Amerika Utara, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Israel, Australia, dan Selandia Baru.

Sementara Global South atau kawasan Selatan Dunia mencakup negara-negara di Afrika, Amerika Latin, Kepulauan Karibia, Asia (kecuali Jepang, Korea Selatan, dan Israel), serta wilayah Oseania (kecuali Australia dan Selandia Baru).

“Pembahasan ini penting sekali, saat pertemuan UNESCO di Slovenia beberapa waktu lalu hampir seluruh forum panel membahas tentang digital divide ini. Ada gap yang kita rasakan antara Global North dan Global South,” tegasnya.

Oleh karena itu, Wamenkominfo menyatakan Indonesia mendukung upaya untuk mewadahi pertemuan antarnegara Global North dan Global South agar dapat saling berbagi ilmu dan teknologi terbaru. 

“Ada ide untuk membuat Global South South Conference untuk bisa mengimbangi perkembangan secara global ini, terutama untuk transfer ilmu dan teknologi terbaru dari Global North, supaya bisa dilakukan dengan prinsip yang lebih fair dan aman,” jelasnya.

Wamenkominfo Nezar Patria menyatakan Pemerintah Indonesia juga terus mendorong kolaborasi dari seluruh stakeholder untuk terus berkembang bersama, demi mengantisipasi kesenjangan antara Global North dan Global South.

“Perusahaan teknologi yang mengembangkan AI yang ada di Indonesia, baik yang jaringan global maupun buatan anak bangsa, untuk bisa berkembang bersama-sama. Kita ingin adopsi teknologi AI ini juga bisa dikuasai oleh bangsa Indonesia. Kita tidak ingin ada kesenjangan yang terlalu jauh antara Global North dan Global South,” ungkapnya.[]

#AI   #keamanansiber

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif