IND | ENG
 WhatsApp Menyerah, Tunda Sementara Kebijakan Privasi Baru terkait Upaya Cari Duit

Ilustrasi

WhatsApp Menyerah, Tunda Sementara Kebijakan Privasi Baru terkait Upaya Cari Duit
Yuswardi A. Suud Diposting : Sabtu, 16 Januari 2021 - 15:40 WIB

Cyberthreat.id - Setelah dilanda badai kritik dan banyak pengguna beralih ke aplikasi lain, WhatsApp akhirnya memutuskan menunda pemberlakuan kebijakan privasi barunya. Dari semula akan diberlakukan mulai 8 Februari 2021, digeser ke bulan Mei.

Penundaan itu diunggah di laman blog WhatsApp pada Jumat (15 Januari 2021) waktu Amerika Serikat atau Sabtu pagi di Indonesia.

"Kami telah mendengar dari begitu banyak orang betapa banyak kebingungan yang terjadi seputar pembaruan terbaru kami. Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook," tulis WhatsApp.

"Kami sekarang memundurkan tanggal di mana orang akan diminta untuk meninjau dan menerima persyaratan. Tidak ada seorang pun yang akunnya akan ditangguhkan atau dihapus pada 8 Februari. Kami juga akan melakukan lebih banyak hal untuk menjernihkan kesalahan informasi seputar cara kerja privasi dan keamanan di WhatsApp. Kami kemudian akan meminta orang-orang secara bertahap untuk meninjau kebijakan sesuai kemampuan mereka sendiri sebelum opsi bisnis baru tersedia pada 15 Mei," tambah WhatsApp.

Pembaruan itu, kata WhatsApp, hanya berlaku untuk percakapan dengan akun bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp. Sedangkan untuk percakapan pribadi, tidak terpengaruh dan tetap dilindungi dengan enkripsi ujung ke ujung. .

Sebelumnya, pengguna WhatsApp menerima pemberitahuan awal bulan ini bahwa perusahaan sedang mempersiapkan kebijakan dan ketentuan privasi baru, dan meminta pengguna menyetujui WhatsApp membagikan beberapa data pengguna dengan perusahaan di bawah naungan Facebook. Bagi mereka yang tidak setuju, tidak dapat lagi menggunakan WhatsApp terhitung mulai kebijakan itu diberlakukan. WhatsApp juga memberi tahu cara bagi pengguna yang ingin menghapus akunnya.

Hal itulah yang memicu protes global dan serbuan pengguna baru ke aplikasi perpesanan pribadi pesaing termasuk Telegram dan Signal.

Diketahui, Facebook telah meluncurkan alat bisnis di WhatsApp selama setahun terakhir untuk meningkatkan pendapatan dari unit yang tumbuh lebih tinggi seperti WhatsApp dan Instagram sambil merajut infrastruktur e-commerce di seluruh perusahaan.

“Meskipun tidak semua orang berbelanja dengan bisnis di WhatsApp saat ini, kami pikir lebih banyak orang akan memilih untuk melakukannya di masa depan dan penting orang-orang mengetahui layanan ini,” kata WhatsApp dalam pengumuman terbarunya.

Facebook mengakuisisi WhatsApp seharga $ 19 miliar pada tahun 2014 tetapi lambat dalam menghasilkan uang.

Aplikasi itu diketahui sudah membagikan kategori data pribadi tertentu, termasuk nomor telepon dan alamat IP pengguna, dengan Facebook.

“Kami tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim pesan atau menelepon semua orang. Kami juga tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan dan kami tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook, "katanya.

Untuk memahami konteks dari kebijakan baru WhatsApp itu, mari kembali ke bulan Oktober 2020, ketika WhatsApp mengumumkan akan mencari duit.

Saat itu, seperti dilansir dari Reuters, WhatsApp mengatakan mereka akan mulai menawarkan pembelian dalam aplikasi melalui Toko Facebook dan akan menawarkan kepada perusahaan yang menggunakan alat perpesanan layanan pelanggannya kemampuan untuk menyimpan pesan-pesan itu di server Facebook. Karena itulah, WhatsApp butuh persetujuan pengguna untuk menyimpan datanya di server Facebook.

Chief Operating Officer WhatApp Matt Idema mengatakan fitur hosting akan dirilis tahun 2021. Hosting menawarkan perusahaan yang menggunakan tools perpesanan costumer service kemampuan untuk menyimpan perpesanan mereka di Facebook Server.

Untuk layanan itu, WhatsApp akan mengenakan biaya atau fee bagi perusahaan yang menggunakan layanan itu.  

"WhatsApp akan menawarkan layanan hosting gratis untuk mencoba menarik pelanggan baru dan selanjutnya akan mengenakan biaya 0,5 sen hingga 9 sen per pesan yang dikirim," ungkap Matt Idama.

Matt Idama mengungkapkan saat ini ada 50 juta lebih pengguna WhatsApp Business dan lebih dari 175 juta orang berinteraksi dengan WhatsApp Business setiap harinya.

"Pendapatannya kecil hari ini, dibandingkan dengan Facebook pada umumnya, tapi menurut kami peluangnya cukup besar," katanya.

Matt Idema mengatakan obrolan dalam WhatsApp Business yang menggunakan layanan hosting disimpan di tempat lain dan tidak dilindungi oleh end-to-end encryption. Namun Facebook berjanji tidak akan menggunakan data pesan yang dihosting di servernya untuk tujuan bisnis lain.

Jadi, sudah tahu kemana arah kebijakan baru itu dan mengapa WhatsApp memaksa pengguna untuk menyetujuinya bukan? Ya, kalau orang Indonesia bilang: UUD. Ujung-ujungnya duit.[]

#whatsapp   #facebook   #kebijakanprivasi   #perlindungandatapribadi

Share:




BACA JUGA
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Lindungi Percakapan Sensitif, WhatsApp Luncurkan Fitur Secret Code
Fitur Baru WhatsApp: Protect IP Address in Calls
Malware NodeStealer Pasang Umpan Wanita Seksi untuk Bajak Akun Bisnis Facebook
Spyware CanesSpy Ditemukan dalam Versi WhatsApp Modifikasi