IND | ENG
Setelah 8 Aplikasi China Dilarang, AS Bidik Alibaba dan Tencent Holdings Masuk Daftar Hitam

Alibaba Group | Foto: supplychainbrain.com

Setelah 8 Aplikasi China Dilarang, AS Bidik Alibaba dan Tencent Holdings Masuk Daftar Hitam
Andi Nugroho Diposting : Kamis, 07 Januari 2021 - 13:17 WIB

Cyberthreat.id – Dua pekan menjelang lengser dari kursi kepresidenan Amerika Serikat, Donald Trump membuat hubungan AS dengan China kian tegang.

Setelah meneken perintah larangan terhadap delapan aplikasi China pada Selasa (5 Januari 2021), pemerintahan Trump juga sedang mempertimbangkan untuk menjegal Alibaba Group milik miliarder Jack Ma dan Tencent Holdings milik miliarder Ma Huateng.

Demikian dua sumber anonim yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters, diakses Kamis (7 Januari).

Menurut sumber tersebut, Departemen Pertahanan masih membahas apakah akan ada penambahan perusahaan China lain atau tidak yang masuk daftar hitam.

Jika ditambahkan ke daftar hitam, kata sumber itu, Alibaba dan Tencent akan masuk dalam surat perintah larangan yang diteken dan dikeluarkan Trump pada November 2020. (Baca: Presiden Trump Tambah Daftar Hitam Bisnis China, Termasuk Produsen Chip SMIC)

Surat perintah tersebut berisi larangan bagi investor AS untuk membeli saham dari perusahaan yang masuk daftar hitam mulai November 2021.


Berita Terkait:


Perintah eksekutif Trump tersebut merujuk pada undang-undang yang terbit pada 1999. UU tersebut mengamanatkan Departemen Pertahanan AS untuk menyusun daftar perusahaan China yang dianggap dimiliki atau dikendalikan oleh militer China.

Pentagon, julukan Dephan AS, yang baru memenuhi mandat tahun lalu, sejauh ini telah memasukkan 35 perusahaan ke dalam daftar hitam, termasuk pembuat chip ternama China, SMIC dan perusahaan raksasa minyak CNOOC.

Huawei dan ZTE sejak 2019 dimasukkan daftar hitam perusahaan yang dilarang di AS, bulan lalu perusahaan China yang dilarang semakin bertambah dengan jumlah belasan, termasuk SMIC dan DJI Technology.

Namun, beberapa investor meragukan bahwa Tencent dan Alibaba akan turut dibatasi. “Ini adalah perusahaan swasta yang dimiliki secara luas, terutama oleh investor AS dan global,” kata Brendan Ahern, Kepala Investasi Krane Funds Advisors.


Baca:


Pada 31 DEsember 2020, Bursa Efek New York (NYSE) mengumumkan rencana untuk menghapus tiga perusahaan telekomunikasi China dari daftar emiten, yaitu  China Mobile Ltd, China Telecom Corp Ltd, dan China Unicom Hong Kong Ltd.

Namun, pada Senin (4 Januari), NYSE kembali ragu setelah berkonsultasi dengan regulator sehubungan dengan Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS.

Mereka pun memutuskan untuk membuatnya tetap terdaftar. Dan, kembali lagi dengan rencana awal pada Rabu (6 Januari).

Indeks S&P Dow Jones mengikuti NYSE dan mengatakan pada Rabu malam akan menghapus American Depositary Receipts (ADR) dari tiga perusahaan telekomunikasi tersebut.[]

#china   #amerikaserikat   #perangdagang   #alibaba   #tencentholdings

Share:




BACA JUGA
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China
Konni Gunakan Dokumen Microsoft Word Berbahasa Rusia untuk Kirim Malware
Indonesia - Tiongkok Perkuat Kerja Sama Sektor Digital
Hacker China Luncurkan Serangan Spionase Terselubung terhadap 24 Organisasi Kamboja