Cyberthreat.id - Harga Bitcoin telah naik gila-gilaan. Jika pada awal 2020 harganya masih Rp90 jutaan, pada Rabu siang (6 Januari 2021) harganya terus bergerak hampir menyentuh Rp500 juta per keping, tepatnya berkisar antara Rp492 - 497 juta.

Harganya yang terus melambung itu tentu membuat Bitcoin menjadi aset berharga yang diincar oleh penjahat dunia maya. Berbeda dengan menyimpan uang biasa, Bitcoin biasanya disimpan dompet digital yang bisa saja diakses orang lain ketika terhubung dengan jaringan internet. Itu sebabnya, pengetahuan tentang bagaimana mengamakannya dari incaran pencuri, mutlak diperlukan oleh para pengoleksi aset digital ini.

Dikutip dari Sfox.com, setidaknya ada 7 langkah yang dapat dilakukan untuk mengamakan aset mata uang kripto ini.

1. Pakailah Kata Sandi Kuat dan Unik
Kata sandi yang kuat dan unik, serta tidak digunakan di akun lain, ada syarat mutlak untuk mengamankan bitcoin Anda. Buatlah setidaknya 40 karakter agar sulit diretas lewat metode umum seperti brute-force. Jangan lupa, gunakan kombinasi angka, huruf, huruf kecil dan huruf kapital. Agar tidak lupa, gunakan perangkat lunak manajemen kata sandi (password manager) atau USB yang dienkripsi.

2. Aktifkan Auntekasi Dua Faktor (2FA)
Autentikasi Dua Faktor adalah pengaman tambahan untuk akun Anda. Jika password utama berhasil diretas, penjahat masih harus melewati autentikasi dua faktor ini. Ini seperti mengamankan motor Anda dengan kunci tambahan. Tapi harus diingat, daripada menggunakan autentikasi dua faktor berbasis SMS, sebaiknya gunakan aplikasi authenticator seperti Google Authenticator yang menghasilkan kode 2FA secara acak per 30 detik.

3. Aktifkan IP dan Whitelisting Dompet Digital
Selain itu, bagi yang bertransaksi di bursa uang kripto, coba periksa apakah bursa tersebut memiliki fitur whitelisting atau tidak. Ini adalah pencegah agar hanya alamat-alamat tertentu yang bisa bertransaksi dengan dana yang berasal dari bursa tersebut.

Ada dua jenis whitelisting. Pertama, IP whitelisting yang mengizinkan alamat IP komputer pengguna. Kedua, whitelisting dompet sehingga dana hanya bisa dikirim atau ditarik ke alamat dompet yang terdaftar.

4. Pakai VPN di Jaringan WiFi Umum
Jika suatu ketika anda menggunakan WiFi umum untuk mengakses dompet digital, sebaiknya gunakan Virtual Private Network (VPN) untuk menambah lapisan enkripsi sehingga lebih aman. Ini lantaran WiFi publik lebih rentan untuk diretas.

Untuk layanan VPN, memang ada biaya tambahan sekitar US$5-US$10 per bulan. Namun, tentu itu lebih baik dibanding Anda berpotensi kehilangan semua aset yang disimpan di dompet digital. Tapi, jangan lupa, ada juga malware yang menyamar sebagai VPN. Karena itu, sebaiknya gunakan VPN yang sudah dikenal bereputasi bagus.

5. Bedakan Dana Tabungan dan Trading
Mengingat bursa perdagangan uang kripto juga beberapa kali berhasil diretas, sebaiknya jangan simpan aset uang kripto di bursa lebih banyak dari yang dipakai utuk diperdagangkan sehari-hari. Untuk penyimpanan jangka panjang, sebaiknya gunakan cold wallet agar lebih aman. Ini bisa berupa wallet perangkat keras seperti USB terenkripsi atau paper wallet yang diterakan di atas kertas.

6. Simpan Cadangan
Salahh satu sifat uangg kripto adalah sistemnya yang terdesentralisasi dalam lingkungan blockhain. Pelajaran pentingnya adalah sebaiknya siapkan cadangan untuk kada sandi, private key dan seed phrase. Cadangan itu bisa disimpan dan dienkripsi di tempat-tempat berbeda agar tidak mudah dicuri.

7. Tulis Surat Wasiat Digital
Hal yang tak kalah penting adalah buatlah surat wasiat digital untuk memastikan aset itu tidak lenyap begitu saja dan dapat diwariskan. Surat wasiat itu berisi petunjuk cara untuk mengakses simpanan aset kripto, baik yang disimpan di platform bursa maupun di wallet digital Anda.

Itulah 7 cara mengamankan aset digital Anda berupa bitcoin atau mata uang kripto lainnya. Lakukan sekarang, menyesal kemudian tiada gunanya.[]