
Ilustrasi via Reddit
Ilustrasi via Reddit
Cyberthrreat.id - Seorang gadis berusia 12 tahun di Inggris yang namanya dirahasiakan menggugat TikTok ke pengadilan atas tuduhan platform berbagi video pendek itu melanggar aturan perlindungan data Uni Eropa.
Seperti diberitakan Bloomberg akhir Desember lalu, Hakim bernama Mark Warby mengatakan pengadilan memberinya hak anonimitas untuk mengajukan gugatan. Gadis cilik itu, kata hakim, ingin mendapat kepastian dari pengadilan apakah TikTok telah melanggar hak privasinya dan orang lain.
"Tidak memberikannya anonimitas bisa membawa efek mengerikan pada pengajuan klaim oleh anak-anak untuk membuktikan hak perlindungan data mereka," kata Hakim Warby.
Untuk melindungi si anak, pendaftaran gugatan itu diwakiliki oleh Anne Logfield dari Komisi Anak di Inggris
TikTok semakin diawasi oleh pengawas data Uni Eropa terkait data anak-anak. Kepala perlindungan data UE pada bulan Juni berjanji untuk mengoordinasikan penyelidikan potensial ke perusahaan asal China itu, membentuk gugus tugas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang "pemrosesan dan praktik TikTok."
Gugatan yang direncanakan berada pada tahap awal, tetapi klaim yang dimaksud "melibatkan kritik serius tentang apa yang mungkin menjadi aspek kunci dari mode operasi TikTok," kata Warby.
ByteDance sendiri selaku perusahaan induk Tiktok mengatakan "Privasi dan keamanan adalah prioritas utama TikTok dan kami memiliki kebijakan, proses, dan teknologi yang kuat untuk melindungi semua pengguna, dan pengguna kami yang lebih muda khususnya," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Komisaris Anak untuk Inggris, Anne Longfield, yang akan membawa kasus tersebut atas nama gadis cilik asal London itu mengatakan bahwa anak di bawah umur akan mendapat risiko "penindasan online langsung oleh anak-anak lain atau pengguna aplikasi TikTok" dan "reaksi negatif atau permusuhan dari komentar-komentar di media sosial." []
Share: