
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing. Foto: Bisnis.com/Dedi Gunawan
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing. Foto: Bisnis.com/Dedi Gunawan
Cyberthreat.id – Satgas Waspada Investasi (SWI), berisi perwakilan dari 13 entitas pemerintah, bertugas menindak platform-platform pinjaman online (fintech peer to peer lending) ilegal.
Disebut sebagai fintech ilegal karena tidak mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Platform seperti ini akan diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI setelah diajukan oleh SWI.
Namun, temuan Cyberthreat.id beberapa waktu lalu menunjukkan, fintech yang dinyatakan ilegal oleh SWI masih berkeliaran di Google Play Store. (Baca: Disebut OJK sebagai Fintech Ilegal, 'Modal Duit' Masih Bisa Diunduh di Google Play Store)
Untuk menanyakan lebih lanjut tentang kondisi tersebut dan apa saja kendala yang dihadapi SWI dalam memblokir fintech ilegal, wartawan Cyberthreat.id, Tenri Gobel mewawancarai Ketua SWI, Tongam L. Tobing, melalui sambungan telepon pada 11 Desember 2020. Berikut cuplikan wawancaranya:
Kewenangan SWI dalam menangani fintech ilegal seperti apa?
Satgas ini kan beranggotakan 13 kementerian/lembaga, ini forum koordinasi, jadi tidak merupakan penegakan hukum. Ada dua tugas satgas: pencegahan dan penanganan.
Pencegahan itu dilakukan dengan edukasi, sosialisasi pada masyarakat guna meningkatkan literasi masyarakat. Kedua, penanganan. Penanganan itu kami panggil, kemudian kami umumkan ke media massa, kemudian kami blokir dan dibawa ke kepolisian. Ditindaklanjuti di sana.
Sejak kapan SWI menangani fintech ilegal?
Sejak fintech marak pada 2018.
Awal-awal penanganannya bagaimana?
Kami lihat ada berapa laporan masyarakat yang masuk, ada pengaduan, kemudian kami tangani.
Ciri-ciri fintech ilegal itu seperti apa?
Ciri-ciri utamanya adalah pertama tidak terdaftar di OJK. Itu saja sih. Makanya, kalau masyarakat mau pinjam dari fintech, cek dulu daftarnya di website OJK, ada daftarnya.
Berapa total fintech ilegal yang ditemukan sejak 2018?
Ada 2.923 fintech lending ilegal ini yang dihentikan atau diumumkan Satgas ke masyarakat.
Rata-rata per bulan ada berapa?
Kadang-kadang banyak, kadang-kadang tidak. Saya tidak tahu rata-ratanya. Ada yang ratusan, ada yang enggak sampai ratusan.
SWI menemukan sendiri fintech ilegal atau bantuan dari polisi atau masyarakat yang melaporkan?
Banyak sumbernya, dari laporan masyarakat, dari temuan SWI, dari media massa.
Masifnya ditemukan oleh SWI?
Iya oleh Satgas Waspada Investasi.
Kayak patroli siber, begitu?
Iya ada patroli siber kami lakukan dengan Kementerian Komunikasi Dan Informatika RI untuk melihat aplikasi-aplikasi yang menawarkan fintech ilegal.
Berita Terkait:
Daftar fintech ilegal yang diumumkan per bulan kok beda-beda?
Ini kumulatif, bukan beda-beda. Contohnya sekarang ada A, B, C, D, minggu depan E, F, G, itu kumulatif.
Yang saya temukan pada Maret lalu, apakah tidak ada lagi di daftar pada November?
Kumulatif. Tidak mungkin diulang-ulang seperti itu, kami blokir. Kadang-kadang kalau dia buka lagi, kami blokir lagi.
Kenapa tidak dijadikan satu daftar fintech ilegal dari 2018?
Sama saja, contohnya sekarang 140 kemudian bulan depan 120. Jadi kami sampaikan apa yang kami temukan pada saat itu, yang sebelumnya itu tetap juga ilegal.
Apakah itu justru tidak membingungkan?
Kenapa bingung. Masyarakat gini saja sebenarnya: ini kan korbannya orang yang meminjam, kalau minjam lihat daftarnya di website OJK. Itu saja. Kalau sudah lihat daftarnya, terus tidak ada, jangan diikuti. Kan gitu. Sangat mudah.
Kalau begitu apa gunanya mengeluarkan daftar fintech ilegal?
Kami blokir mereka, sehingga ketahuan ilegal dan kami laporkan ke kepolisian.
Yang saya temukan ada yang belum diblokir, bahkan dari Maret lalu?
Kami tidak tahu bagaimana itu muncul lagi. Dari Satgas, setiap kami umumkan, kami sampaikan semua ke Kominfo untuk diblokir dan semua daftarnya kami informasikan ke kepolisian.
Daftar blokir fintech ilegal telah dikeluarkan sejak Maret, tapi kok November masih ada di Play Store?
Saya enggak tahu ya. Mungkin saja seperti itu, tetapi kami selalu koordinasi sama Kominfo mungkin ada kesulitan-kesulitan dalam blokir itu, dan kami bisa maklum karena memang kesulitan blokir ada di luar negeri alamat Internet Protocol-nya atau hal yang lain di luar kemampuan kami, ya memang akan sulit memblokirnya.
Apakah fintech ilegal itu juga dicek kembali secara berkala?
Iya kami cek. Jadi gini, ini kan memang ada kesulitan-kesulitan dalam blokirnya. Kalau umpamanya alamat IP-nya itu ada di luar negeri, itu mungkin agak kesulitan. Jadi, tidak serta merta seluruh URL itu bisa diblokir dari sini. Bisa jadi pakai VPN, orang itu bisa buka, atau di provider lain bisa buka. Jadi, tidak mudah. Kan provider-nya banyak sekali IP-nya di luar negeri.
Baca:
Bagaimana koordinasi dengan Kominfo?
Kominfo itu masuk di Satgas. Jadi, ya koordinasinya sangat bagus.
Harusnya tidak ketinggalan dong URL di Play Store?
Kami tidak tahu, kan banyak sekali, tapi kami selalu koordinasi dan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang kesulitan-kesulitan itu, kami harus lihat juga.
Ada empat yang dinyatakan diblokir pada Maret lalu, tapi masih di Play Store, harusnya Satgas tidak kebobolan dong jika koordinasinya bagus?
Bukan harusnya. Coba tanya Kominfo apa kesulitannya, jangan men-judge gitu kan. Kenapa sulit diblokir? Saya tidak tahu teknisnya, tetapi kami koordinasi dengan Kominfo memang ada hal-hal yang memang yah tidak harus serta merta diblokir gitu.
Apakah ada banyak fintech ilegal dari luar negeri?
Saya enggak tahu, coba cek di Kominfo. Yang penting teknisnya, URL atau semuanya fintech ilegal diblokir kominfo. Saya enggak tahu di sana [bagaimana].
Tidak pegang datanya? Ini kan temuan SWI juga…
Iya benar. Jadi, gini ini kan ada server-nya ada di luar negeri. Kan gitu.
(Tongam juga menjelaskan bahwa SWI juga menerima laporan dari masyarakat, terutama para peminjam yang terkena intimidasi atau teror dari penagih hutang. Namun, laporan itu tidak begitu banyak. Rata-rata yang menjadi korban adalah orang dewasa yang tinggal di perkotaan.
Setiap ada laporan, SWI mengklaim selalu menindaklanjutinya dengan memblokir dan laporkan ke polisi. Ia juga menjelaskan bahwa kebanyakan fintech ilegal tidak punya alamat pasti sehingga sulit ketika dipanggil Satgas.)
Apa tantangan dalam menanggulangi fintech ilegal ini?
Tantangan sebenarnya dari pelakunya. Pelaku ini sangat mudah membuat aplikasi, kami blokir hari ini, kemudian sore dia bikin baru ganti nama. Yang menjadi masalah adalah kegiatan-kegiatan ini kami susah sekali menghentikan kegiatan untuk iklan di media sosial, di aplikasi. Makanya, masyarakat supaya kalau pinjam ada 4 tips yang kami sampaikan selalu:
Oleh karena itu, kami sangat menyayangkan kalau ada masyarakat yang mengakses fintech lending ilegal karena sangat berbahaya.
Apa rencana SWI dalam memberantas fintech ilegal ini?
Edukasi ke masyarakat kami tingkatkan, kami juga mengharapkan peran serta masyarakat, cek dulu kalau ada penawaran atau cek legalitasnya. Dengan demikian lebih aman gitu. Itu saja kuncinya.
Apakah kerangka hukum kita sudah bisa menindaklanjuti fintech ilegal?
Kalau masyarakat sudah mengalami teror, intimidasi, atau pelecehan itu kan masuk ke ranah hukum pidana. Jadi bisa lapor ke polisi. Masyarakat kalau menjadi korban, laporlah ke polisi jangan disampaikan di media massa untuk menjadi viral gitu, Karena apa? Dia yang minjam kok, ya yang harus bertanggung jawab atas pinjaman ini kan. Oleh karena itu, kami sangat berharap masyarakat: cerdas dong meminjam![]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: