
SolarWinds. | Foto: wrbco.com
SolarWinds. | Foto: wrbco.com
Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengeluarkan panduan keamanan terkait peretasan besar-besaran yang menargetkan pengguna perangkat lunak Orion milik SolarWinds.
Pada 18 Desember 2020, BSSN mengeluarkan imbauan keamanan kerentanan pada Orion yang memungkinkan peretas menjalankan kode berbahaya secara jarak jauh. (PDF)
Menurut BSSN, pada 14 Desember 2020, Multi-State Sharing and Analysis Center (MS-ISAC), organisasi nirlaba yang menyediakan data ancaman siber ke infrastruktur kritis baik kepada pemerintah maupun swasta yang dirancan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, menerbitkan imbauan keamanan terkait kerentanan yang banyak ditemukan pada Orion.
Orion adalah platform pengawasan kinerja TI yang mengelola dan mengoptimasi infrastruktur TI.
“Penyerang yang berhasil mengeksploitasi kerentanan tersebut dapat mengeksekusi kode berbahaya secara remote (jarak jauh), kemudian penyerang dapat menginstal program lain, melihat, mengubah, menghapus data atau membuat akun baru (bergantung pada privilege akses yang diperoleh penyerang),” tulis BSSN.
Menurut BSSN, pengguna yang mengonfigurasi akun Orion dengan hak terbatas memiliki dampak lebih kecil ketimbang dengan akun pengguna yang memberi hak akses administratif penuh.
Beberapa kerentanan yang ditemukan tersebut, antara lain:
Sementara, perangkat Orion yang terkena dampak malware versi SolarWinds, antara lain:
Yang disarankan BSSN
Pengguna yang terdampak oleh kerentanan ini disarankan untuk melakukan langkah mitigasi sebagai berikut:
Share: