
Komandan Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat (Danpussansiad) Brigjen TNI Iroth Sonny Edhie. | Foto: Sindonews.com
Komandan Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat (Danpussansiad) Brigjen TNI Iroth Sonny Edhie. | Foto: Sindonews.com
Cyberthreat.id - Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat (Pussansiad) TNI Angkatan Darat (AD) menerima serangan siber per hari sekitar 200 hingga 300 serangan.
“Ancaman siber itu yang bersifat virus, malware itu, serangan-serangan yang marak itu dalam waktu satu hari itu kita bisa mendapatkan sekitar 200-300 serangan, per hari itu,” ujar Komandan Pussansiad Brigjen TNI, Iroth Sonny Edhie, dalam keterangannya yang diterima Cyberthreat.id, Rabu (9 Desember 2020).
Iroth mengatakan ancaman siber yang menyerang TNI AD bersifat umum dan ada juga yang bersifat tertarget. Namun, Iroth mengklaim itu selalu diantisipasi.
“Kami selalu antisipasi dalam penguatan pertahanan siber, termasuk penguatan antivirus, termasuk juga firewall, kita perkuat juga, termasuk juga penguatan Security Operation Center (SOC),” kata Iroth.
Selain penguatan itu, Iroth mengatakan pihaknya juga melakukan patroli siber dan edukasi, guna mengantisipasi serangan siber termasuk hoaks, ujaran kebencian. Pasalnya, potensi ancaman seperti itu, kata Iroth, berupaya untuk merubah pemikiran atau mengganggu pemikiran prajurit dan masyarakat.
“Kemudian, pendekatan secara persuasi untuk bagaimana menangani supaya masyarakat dan prajurit itu sadar dalam penggunaan medsos yang bijaksana lah,” tambahnya.
Iroth menjelaskan bahwa Pussansiad baru dibentuk pada 21 April 2020. Pussansiad, kata Iroth, domainnya melaksanakan cyber defense atau pertahanan siber untuk melindungi infrastruktur kritis di Angkatan Darat termasuk mengatasi potensi ancaman siber yang terus berkembang.
"Berbeda dengan Polri yang domainnya pada cyber crime," tuturnya.
Iroth pun mengatakan bahwa ke depannya kodam-kodam juga akan ada satuan sandi dan siber kodam-nya. "Sedang diproses" katanya.
Selain itu, Iroth mengatakan bahwa ketika berbicara terkait pertahanan khususnya pertahanan negara, maka masyarakat menjadi komponen pendukung juga dalam melakukan cyber defense. Untuk itulah, pihaknya melaksanakan Kompetisi Komunitas Siber (KKS) 2020.
“Kita harus ada dukungan oleh komponen masyarakat yang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam rangka merespon potensi ancaman siber semakin berkembang dan semakin marak, baik itu ancaman bersifat fisik maupun yang bersifat non fisik,” ujarnya. []
Share: