
Ilustrasi via Taiwan News
Ilustrasi via Taiwan News
Cyberthreat.id - Peretas server Nintendo, Ryan Hernandez telah dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di Pengadilan Distrik di Seattle, Amerika Serikat.
Berdasarkan laman resmi Kementerian Kehakiman AS (DOJ), hukuman itu dijatuhkan atas dua dakwaan pada Januari 2020 terkait skema peretasan komputer dan kepemilikannya atas pornografi anak yang ditemukan di perangkat digitalnya.
Pria berusia 21 tahun asal California ini, kata DOJ, juga akan diminta untuk membayar kepada Nintendo sejumlah US$259.323 (Rp3,67 miliar) sebagai biaya perbaikan atas serangannya.
Dikutip dari TheVerge, Hernandez ini pertama kali diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI) setelah dia dan rekannya melakukan phising terhadap karyawan Nintendo pada 2016. Upaya phising ini untuk mendapatkan akses dan mencuri informasi rahasia dari perusahaan.
Setahun setelahnya, FBI menghubungi Hernandez dan orang tuanya untuk meminta agar berhenti melakukan peretasan, dan pada saat itu Hernandez berjanji tidak lagi melakukan aktivitas ilegal itu dan mengetahui dampak di masa depan dari peretasan itu.
Hanya saja, peringatan dari FBI tidak membuat Hernandez kapok. Setidaknya selama setahun yakni dari Juni 2018 hingga Juni 2019 Hernandez terus mengakses informasi rahasia perusahaan secara ilegal dan membobol beberapa server Nintendo.
"Mencuri informasi rahasia tentang berbagai video game populer, konsol game, dan alat pengembang," tutur DOJ.
Bahkan, sejak itu Hernandez membuat forum obrolan online yang disebut "Ryan's Underground Hangout" sebagai tempat mendiskusikan produk Nintendo dan berbagi informasi terkait kerentanan jaringan Nintendo dengan orang lain.
Pada 2019, FBI menggeledah rumah Hernandez dan menyita beberapa perangkatnya yang digunakan dalam aksinya. FBI pun menemukan ribuan file rahasia Nintendo dan berdasarkan hasil forensik atas perangkatnya, Hernandez menyimpan video pornografi dan pelecehan anak.
"Hernandez telah menggunakan internet untuk mengumpulkan lebih dari seribu video dan gambar anak di bawah umur yang terlibat dalam perilaku seksual eksplisit, disimpan dan disortir dalam direktori folder yang ia beri label 'Hal-Hal Buruk'," kata DOJ.
Atas kejahatannya itu, Hernandez direkomendasikan agar ditempatkan di "fasilitas Biro Penjara untuk narapidana dengan tantangan kognitif" dan setelah itu dia akan dibebaskan dan diawasi selama tujuh tahun.
Peretasan yang dilakukan Hernandez ini bukanlah satu-satunya yang dialami Nintendo selama beberapa tahun terakhir. Pada 2018, terjadi peretasan yang dilakukan oleh peneliti keamanan yang membocorkan ribuan nama pengguna dan kata sandi.
Yang paling menonjol adalah kebocoran kode sumber dan aset pengembang yang dikenal sebagai Gigaleak. Meskipun sumber pasti dari kebocoran itu tidak diketahui, isinya adalah harta karun desain Nintendo yang belum dirilis.[]
Share: