
Acara A Cup of Moka bertajuk Tata Kelola dan Analisis Data di Jakarta, Selasa (25/06/2019) | Foto: Arif Rahman
Acara A Cup of Moka bertajuk Tata Kelola dan Analisis Data di Jakarta, Selasa (25/06/2019) | Foto: Arif Rahman
Jakarta, Cyberthreat.id - Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Devi Rimayanti, mengakui salah satu kendala literasi digital kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah keterbatasan dana.
"Memang tidak semua pelatihan itu bisa meng-cover banyak pelaku UMKM karena dana terbatas," kata Devi di acara A Cup of Moka lewat diskusi bertajuk Tata Kelola dan Analisis Data di Jakarta, Selasa (25 Juni 2019).
Data Kemenko UKM menyebutkan jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64 juta. Sedangkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan United Nation Population Fund, memprediksi jumlah pelaku UMKM 58,97 juta di tahun 2018.
Kontribusi UMKM mencapai 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Total investasi UMKM mencapai 58 persen dan serapan tenaga kerjanya mencapai 97 persen secara nasional.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan baru sekitar 10 persen pelaku UMKM yang mampu Go Online. Padahal, akses teknologi dan pengolahan data merupakan kunci bagi pebisnis di era digital untuk bisa berkembang dan meningkatkan keuntungan.
"Kami selalu update tentang pelatihan UMKM di akun media sosial. Bagi para peminat silahkan ikuti perkembangannya, di situ materi pelatihan pun kami tampilkan," ujar Devi.
VP of Brand Marketing Moka, Bayu Ramadhan, mengingatkan bahwa literasi digital menjadi kunci keberhasilan mereka mempertahankan dan meningkatkan jumlah merchant.
Moka merupakan startup yang bergerak di sistem kasir digital dan telah menaungi sekitar 18 ribu merchant di Indonesia. Bayu mengatakan Moka juga memberikan layanan pengolahan Big Data sehingga literasi digital amat penting dalam prosesnya.
"Kami membantu operasional bisnis lewat pengolahan data untuk para UMKM. Tidak mungkin hal ini bisa terjadi tanpa literasi digital yang baik," kata Bayu.
Saat ini Moka terus mengembangkan produk dan fitur dalam aplikasinya. Terbaru, Moka punya fitur CRM Pro yang bisa mengetahui kebiasaan customer hingga rekap per pekan. Misalnya jumlah stok produk, rekap keuangan bulanan hingga perkiraan kerugian dan keuntungan.
"Bahkan kami memberikan rekap transaksi belanja via email. Tentu merchant yang kami pegang harus melek digital," ujarnya.
Sejauh ini Moka telah melakukan literasi digital secara online dan offline. Secara offline mereka gelar diskusi dan pelatihan termasuk acara A Cup of Moka, sedangkan offline mereka berikan materi seperti e-book, blog hingga kursus online.
"Tidak semua merchant itu bisa di reach out secara offline. Nah, lewat online kami sediakan e-book dan sebagainya agar bisa diakses semua orang atau akses khusus bagi merchant Moka berbayar."
Share: