Cyberthreat.id – Industri kecerdasan buatan (AI) di Beijing, China berkembang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru, dengan produksi terkait AI kota mencapai 170 miliar yuan (US$ 25,83 miliar) selama setahun terakhir, peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 13,3 persen, menurut sebuah laporan dirilis baru-baru ini oleh Akademi Kecerdasan Buatan Beijing.

Selama paruh pertama 2020, industri AI di Beijing terus tumbuh meski terkena dampak pandemi virus corona. Nilai total AI mencapai 95 miliar yuan, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 5,7 persen, demikian lapor China Daily, Selasa (24 November 2020)

Sejak merebaknya pandemi, Beijing telah sepenuhnya memanfaatkan keunggulannya dalam teknologi informasi, termasuk AI dan mahadata, dengan mengerahkan lebih dari 20 proyek ilmiah dan teknologi.

Saat ini, ada sekitar 1.500 perusahaan terkait AI di Beijing, terhitung 28 persen dari total negara. Beijing adalah rumah bagi 32 perusahaan AI unicorn–startup senilai US$ 1 miliar atau lebih yang belum go public.

Mayoritas perusahaan tersebut berlokasi di distrik Haidian dan Chaoyang, menunjukkan tren aglomerasi.

Pada akhir Juni 2020, total pembiayaan perusahaan AI di Beijing telah melebihi 300 miliar yuan, dan kota tersebut telah menjadi kumpulan terbesar untuk bakat terkait AI di China, kata laporan itu.

Beijing sekarang memimpin di antara kota-kota di China dalam 17 bidang pengembangan AI dan secara bertahap membentuk ekosistem industri AI dengan pengaruh global.

Laporan tersebut juga menguraikan bagaimana Beijing berencana untuk menginvestasikan total sekitar 20 miliar yuan yang difokuskan pada bidang-bidang utama, termasuk perawatan kesehatan, tata kelola perkotaan, Olimpiade Musim Dingin 2022, urusan pemerintahan, transportasi dan pendidikan, yang semuanya menawarkan lingkungan yang sehat untuk AI- inovasi terkait.[]