
ATM Bank Maybank. | Foto: globalbusinessoutlook.com
ATM Bank Maybank. | Foto: globalbusinessoutlook.com
Cyberthreat.id – Seorang nasabah Bank Maybank Indonesia benama Candraning Setyo asal Solo, Jawa Tengah mengaku kehilangan uang sebesar Rp 72.653.000. Padahal, dirinya tak pernah melakukan transaksi apa pun.
Gading Satria Nainggolan, kuasa hukum Candraning, menduga uang milik kliennya raib setelah diambil oleh pelaku melalui internet banking.
Kasus tersebut terjadi pada Juni 2020. Saat itu nomor seluler yang digunakan suami Candraning tiba-tiba tidak bisa digunakan. Nomor seluler ini memang terhubung atau terdaftar untuk akses internet banking pada Bank Maybank.
"Hari itu tiba-tiba ponsel hilang sinyal,” ujar Gading seperti diberitakan pertama kali oleh detik.com, Senin (16 November 2020).
Ponsel kliennya tak bisa dipakai baik panggilan masuk maupun panggilan keluar, termasuk untuk layanan WhatsApp tidak bisa sama sekali.
Setelah nomor seluler itu tidak bisa digunakan, menurut Gading, kliennya mengurus masalah tersebut ke gerai operator seluler yang digunakannya. Petugas lalu memberikan Candraning kartu seluler baru tanpa menjelaskan apa yang menyebabkan kartu sebelumnya tidak bisa digunakan kembali.
Beberapa hari setelah itu, Candraning ke salah satu cabang Maybank untuk mencetak rekening koran. Chandra terkejut karena saldonya terkuras dan hanya tersisa Rp 80.000.
Dari rekening korang tersebut, tercatat lima transaksi mencurigakan. Pada 11 Juni 2020 terjadi dua transaksi pukul 13.24 WIB sampai 13.32 WIB, transfer ke dua rekening yang masing-masing Rp 25 juta. Selanjutnya 3 top up ke penyedia layanan keuangan digital sebesar Rp 9.801.000, Rp 9.901.000, dan Rp 2.951.000.
Hari itu kliennya langsung melaporkan dan membuat pengaduan ke Maybank. Namun, baru mendapatkan jawaban pada 7 Agustus 2020 dan perusahaan menyatakan, transaksi itu dianggap sah karena nama pengguna dan kata sandi pada aplikasi tersebut benar.
"Intinya, transaksi itu dianggap sah karena pelaku bisa memasukkan username dan password pada aplikasi internet banking dengan tepat," ujar Gading menirukan keterangan bank.
Di sisi lain, Gading mengatakan, kliennya tidak pernah menggunakan aplikasi internet banking meskipun pernah mendaftarkan nomor ponselnya. Karena memang rekening bank tersebut difungsikan sebagai tempat menabung saja.
Jika melihat pola pengambilan uang tersebut, tampaknya pelaku mengambil alih kartu seluler korban. Kejahatan ini dikenal dengan SIM swap dan pernah dialami oleh wartawan Ilham Bintang beberapa waktu lalu.
Baca:
Berkaitan dengan hal tersebut, Juru Bicara PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Tommy Hersyaputera, mengatakan pihaknya tengah melakukan proses investigasi.
Maybank juga mengingatkan para nasabah yang menggunakan fasilitas internet atau mobile banking agar selalu waspada dan menjaga kerahasiaan data.
"Seperti login, PIN, password, serta sandi TAC, untuk tidak disampaikan kepada siapa pun termasuk staf bank dan juga senantiasa membuat password yang kuat sehingga tidak mudah diketahui oleh pihak lain," ujar Tommy.
Kasus atlet e-Sport
Sebelumnya, kasus raibnya uang nasabah Bank Maybank Indonesia juga dialami oleh atlet e-Sport Winda D. Lunardi alias Winda Earl.
Winda menabung di Maybank sejak 2015 yang terbagi dalam dua rekening, yaitu atas nama Winda dan ibunya.
Tabungan Winda sebesar Rp 15 miliar dibobol oleh Kepala Cabang Maybank Cipulir berinisial AT dan hanya disisakan Rp 600.000 di rekening. Sementara, tabungan ibunya yang sebesar Rp 5 miliar hanya disisakan sebesar Rp 17 juta.
Pembobolan ini baru diketahui Winda pada Februari 2020. Karena tak ada niat baik Maybank mengembalikan uang mereka, Winda melapor ke Bareskrim pada Mei 2020.
Kasus tersebut mencuat lagi setelah Winda Kamis (5 November) mendatangi kembali kepolisian untuk menanyakan perkembangan kasusnya. Dalam pengumuman terbarunya, Jumat (6 November), polisi akhirnya menetapkan tersangka Kacab Maybank Cipulir berinisial AT.
Kepolisian mengatakan AT mengambil tanpa izin lalu mengirimkan ke sejumlah rekening temannya. Tersangka mengaku akan memberikan keuntungan 10 persen kepada korban dari uang yang diputarkan bersama teman-temannya. Kepolisian enggan membuka inisial teman-teman AT yang bukan karyawan Maybank itu.
AT dijerat UU Perbankan dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 miliar.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: