
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Pemerintah menargetkan pada 2022 jaringan seluler 4G akan tersedia di 9.113 desa/kelurahan di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Saat ini pembangunan infrastruktur telah dimulai oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Hal itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam jumpa pers yang disiarkan di saluran YouTube Kominfo TV, Selasa (17 November 2020).
Menurut Johnny, target pembangunan infrastruktur hingga akhir tahun ini menjangkau 1.209 desa/kelurahan. Tahap berikutnya, pada tahun depan sebanyak 4.200 desa/kelurahan, dan pada 2022 sebanyak 3.704 desa/kelurahan.
Sebenarnya, kata Johnny, ada 12.548 desa/kelurahan baik wilayah 3T dan non 3T yang belum tersedia sinyal 4G. Untuk pemerataan sinyal 4G, sisa wilayah yang belum dijangkau BAKTI akan ditangani oleh para operator seluler.
Dalam pertemuan dengan operator seluler, Selasa, menkominfo juga mengatakan, perusahaan-perusahaan telekomunikasi berkomitmen menyediakan sinyal 4G di 3.435 desa/kelurahan di wilayah komersial alias non-3T.
Terkait sinyal 4G, Johnny mengatakan pada 2020 seluruh fasilitas layanan kesehatan di Indonesia tersedia dengan sinyal 4G
“Di kuartal keempat 2020, BAKTI membangun 3.126 fasilitas layanan kesehatan dengan menghadirkan sinyal 4G,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu juga dibahas pembangunan menara sinyal di wilayah atau destinasi wisata superprioritas, seperti Mandalika dan Labuan Bajo yang akan menggelar kegiatan internasional seperti MotorGP dan G-20 Summit 2023.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: