
Presiden Joko Widodo berbicara di ASEAN Business and Investment Summit 2020 | Foto ilustrasi: Kominfo.go.id
Presiden Joko Widodo berbicara di ASEAN Business and Investment Summit 2020 | Foto ilustrasi: Kominfo.go.id
Cyberthreat.id - Presiden Joko Widodo mendorong negara-negara ASEAN melakukan transformasi digital yang menurutnya sebagai peluang di tengah pandemi Covid-19.
“Di saat masa sulit seperti sekarang ini kita percaya masih ada peluang dan kesempatan, kita harus tetap optimis. Di tengah pandemi ini justru kita melihat percepatan perkembangan digitalisasi," kata Presiden Jokowi saat menjadi pembicara kunci dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 bertema “Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive” (13 November 2020), seperti dikutip dari laman Kominfo.go.id.
Presiden Jokowi mengatakan, potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai US$ 200 miliar pada 2025, baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital.
Saat ini, kata Jokowi, ASEAN menghadapi digital gap yang cukup besar. Dari 10 negara ASEAN, menurut presiden, hanya 3 negara yang punya penetrasi internet di atas 80 persen.
Untuk mempercepat transformasi digital bagi negara anggota ASEAN, Jokowi mengungkapkan ada tiga hal utama yang harus menjadi perhatian, yaitu;
1. Revolusi digital yang inklusif
Menurut Jokowi, kunci revolusi digital yang inklusif harus memenuhi standa 3A ((Access, Affordability, dan Ability). Indonesia sendiri saat ini tengah mengupayakan agar demokratisasi akses digital dapat berjalan.
Selain itu, penyiapan infrastruktur digital yang memadai dan merata di seluruh kawasan harus menjadi agenda utama. Tidak hanya untuk masyarakat di perkotaan, tetapi juga ke desa-desa, dengan harga yang terjangkau dan disertai dengan peningkatan digital literacy melalui upskilling dan reskilling dari sumber daya manusia.
2. Meningkatkan Ekonomi Digital
Menurut Jokowi, untuk mempercepat transformasi digital, negara-negara anggota ASEAN harus menjadi pemain besar dalam ekonomi berbasis digital, bukan hanya sekedar menjadi pasar saja.
Jokowi menambahkan, Ekonomi digital ini harus mampu membantu UMKM kawasan ASEAN untuk masuk dalam rantai pasok global. UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN karena UMKM mewakili 89-99 persen dari seluruh perusahaan di ASEAN.
Jokowi, meyakini percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan. Pemerintah masing-masing negara ASEAN harus punya andil yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital. Ini penting untuk menjadikan ASEAN menjadi kawasan yang digital friendly.
3. Penguatan ekosistem digital
Jokowi mengatakan perlu dilakukan penguatan sinergi untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif di kawasan.
Jokowi mengajak negara-negara ASEAN bekerja sama untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan, membangun regulasi sinergi perdagangan digital, e-commerce, dan konektivitas digital, serta memperkuat kemitraan antara pemerintah dan swasta (PPP) untuk memperkuat konektivitas digital.
"Sinergi tersebut harus bersifat inklusif, tidak ada satupun yang boleh tertinggal. Itulah prasyarat jika kita ingin menjadikan kawasan ASEAN sebagai pemenang dalam era transformasi digital ini," kata Jokowi.
ASEAN Business and Investment Summit 2020 diselenggarakan oleh Pemerintah Vietnam dan KADIN Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN. Hadir dalam acara itu lebih dari 350 orang peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring.
Selain Presiden Joko Widodo, beberapa kepala negara lain tampil sebagai pembicara dalam acara ini antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand, dan Premier RRT.[]
Share: