
Fitur enkripsi end-to-end pada aplikasi Zoom | Foto: Zoom.us
Fitur enkripsi end-to-end pada aplikasi Zoom | Foto: Zoom.us
Cyberthreat.id – Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mendesak agar Zoom Video Communication Inc, pengembang aplikasi telekonferensi video, Zoom, menerapkan program keamanan informasi baru terkait masalah keamanan dan privasi penggunanya.
FTC mengatakan hal itu pada Senin (9 November 2020) seperti dikutip oleh Reuters. Putusan itu tidak berdampak pada denda, tapi sesuai perjanjian Zoom akan dikenai denda jika terjadi setiap pelanggaran di masa depan.
Zoom, menurut FTC,membuat klaim yang menyesatkan pengguna terkait keamanan aplikasinya. “Praktik keamanan Zoom tidak sejalan dengan janjinya,” kata Direktur Perlindungan Konsumen FTC, Andrew Smith. (Baca: Enkripsi End-To-End-nya Dikritik, Zoom Minta Maaf)
Menanggapi hal itu, Zoom mengatakan, keamanan pengguna adalah prioritas utama perusahaan. “Kami telah menangani masalah yang dimaksud oleh FTC,” ujar perusahaan.
Selama pandemi Covid-19, Zoom menjadi aplikasi paling populer karena banyak orang di dunia memanfaatkan platform telekonferensi videonya untuk rapat atau belajar jarak jauh. Basis penggunanya telah meningkat dari 10 juta pada Desember 2019 menjadi 300 juta pada April 2020, kata FTC.
Namun, sejumlah kejadian seperti zoombombing dan temuan klaim sesat enkripsi end-to-end, menyebabkan perusahaan mendapatkan kritik tajam.
Beberapa bulan terakhir, Zoom mengklaim telah memperbaiki aplikasinya dan menjamin keamanan penggunanya. Beberapa hari lalu, Zoom juga telah merilis bahwa platformnya memiliki fitur enkripsi end-to-end untuk semua pengguna baik gratis maupun berbayar. (Baca: Berikut Cara Mengaktifkan Enkripsi End-to-End di Zoom)
[]
Share: