
Foto: Investing.com
Foto: Investing.com
Cyberthreat.id – Nuclear Regulation Authority Japan (NRA), lembaga negara di bawah Kementerian Lingkungan Hidup yang mengurusi keamanan nuklir, mengumumkan bahwa lembaganya terkena serangan siber yang mengakibatkan gangguan pada sistem emailnya.
Di situs webnya, NRA menyatakan, sejak pukul 17.00 tertanggal 27 Oktober 2020, pegawai tak bisa menerima email dari luar sehingga publik yang ingin mengontak bisa melalui telepon atau faksimili.
Akibat dari gangguan itu, “Kami tak dapat menerima pendaftaran email untuk aplikasi dengar pendapat umum, seperti NRA dan review rapat-rapat,” tuis NRA.
Security Affairs, portal berita cybersecurity, Minggu (1 November 2020), melaporkan, otoritas penegak hukum telah mulai menyelidiki atas insiden tersebut. Menurut media Jepang, tidak ada dampak terhadap operasi pembangkit nuklir Jepang.
Pada 26 Oktober lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Okada mengatakan, seseorang terdeteksi melakukan akses tidak sah ke sistem NRA—diduga serangan dari orang luar, tulis media Jepang, NHK.
Okada mengatakan, jika pun terjadi pelanggaran keamanan, pelaku ancaman tidak dapat mengakses informasi PLTN karena informasi disimpan dalam jaringan terpisah.
“Saat ini, fakta kebocoran informasi ke luar, termasuk informasi sensitif, belum bisa dikonfirmasi. Informasi keamanan nuklir dikelola oleh sistem independen yang tidak terhubung ke luar. Artinya, tidak ada kebocoran informasi,” ujar dia.
“Kami telah menerima laporan bahwa Komisi Pengaturan Nuklir terus menyelidiki bekerja sama dengan Kabinet Pusat Keamanan Siber, dan lain-lain. ”
Ia juga memastikan akan terus melakukan penyelidikan demi mencegah kejadian serupa di kemudian hari.[]
Share: