
Ilustrasi WeChat
Ilustrasi WeChat
Cyberthreat.id - Seorang hakim di San Francisco, Amerika Serikat, pada hari Jumat menolak permintaan Departemen Kehakiman yang memintanya membatalkan keputusan sebelumnya yang tetap mengizinkan aplikasi WeChat asal China dapat diunduh di toko aplikasi App Store milik Apple dan Google Play Store untuk pengguna Android.
Sebelumnya, hakim tersebut telah menolak permintaan untuk menghapus WeChat dari dua toko aplikasi itu.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (24 Oktober 2020), hakim bernama Laurel Beeler itu mengatakan bukti baru yang diajukan Departemen Kehakiman tidak mengubah pendapatnya tentang aplikasi besutan Tencent itu.
Seperti halnya dengan aplikasi video China TikTok, Departemen Kehakiman berpendapat WeChat mengancam keamanan nasional.
WeChat memiliki rata-rata 19 juta pengguna aktif harian di Amerika Serikat. Aplikasi itu populer di kalangan pelajar Cina, orang Amerika yang tinggal di Cina, dan beberapa orang Amerika yang memiliki hubungan pribadi atau bisnis di Cina.
WeChat adalah aplikasi seluler all-in-one yang menggabungkan layanan yang mirip dengan Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Venmo. Aplikasi ini merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang di China dan memiliki lebih dari 1 miliar pengguna.
Departemen Kehakiman telah mengajukan banding atas keputusan Beeler yang mengizinkan orang-orang tepat menggunakan WeChat ke Pengadilan Banding A.S. Sirkuit Kesembilan, tetapi kemungkinan tidak ada keputusan sebelum Desember.
Dalam gugatan yang diajukan oleh pengguna WeChat, Beeler bulan lalu membatalkan perintah Departemen Perdagangan AS yang yang mengharuskan aplikasi tersebut dihapus dari toko aplikasi AS per pada 20 September 2020.
“Catatan tersebut tidak mendukung kesimpulan bahwa pemerintah telah 'menyesuaikan' transaksi terlarang untuk melindungi kepentingan keamanan nasionalnya,” tulis Beeler pada hari Jumat.
Dia mengatakan bukti "mendukung kesimpulan bahwa pembatasan 'membebani lebih banyak ucapan secara substansial daripada yang diperlukan untuk memajukan kepentingan sah pemerintah."
Pengguna WeChat berpendapat bahwa pemerintah mengupayakan "larangan yang belum pernah terjadi sebelumnya atas seluruh media komunikasi" dan hanya menawarkan "spekulasi" bahaya dari penggunaan WeChat oleh orang Amerika.[]
Share: