
Pesawat British Airways | Foto: aarp.org
Pesawat British Airways | Foto: aarp.org
Cyberthreat.id – British Airways (BA) didenda sebanyak 20 juta poundsterling (sekitar Rp 381,36 miliar) karena gagal dalam melindungi data yang membuat informasi pribadi lebih dari 400.000 pelanggannya menjadi subjek serangan siber pada 2018.
Denda tersebut terbesar dalam sejarah pelanggaran data yang dikeluarkan oleh The Information Commissioner’s Office (ICO), badan pengawas perlindungan data Inggris, demikian seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16 Oktober 2020).
Hasil investigasi ICO menyebutkan, BA seharusnya telah mengidentifikasi kelemahan keamanan yang ada di sistem elektroniknya. Dan, menyelesaikan perbaikan saat itu juga sehingga akan mencegah pelanggaran data.
"Kegagalan mereka untuk bertindak tak bisa diterima dan telah mempengaruhi ratusan ribu orang, yang mungkin cemas dan menderita karena insiden itu," kata ICO.
Berita Terkait:
Namun, BA mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan telah memberi tahu pelanggan segera setelah mengetahui serangan siber itu.
Denda itu jauh lebih kecil dari 183,4 juta poundsterling (sekitar Rp 3,49 triliun) yang diusulkan ICO tahun lalu.
Saat mengumumkan hukuman, ICO mengatakan penyelidiknya menemukan bahwa BA tidak mendeteksi serangan pada 22 Juni 2018, tetapi diberitahu oleh pihak ketiga lebih dari dua bulan kemudian, pada 5 September.
ICO menambahkan tidak jelas apakah atau kapan perusahaan akan mengidentifikasi serangan itu sendiri.
"Ini dianggap gagal parah karena jumlah orang yang terkena dampak dan karena potensi kerugian finansial bisa lebih signifikan," tutur ICO.
Terkait denda lebih rendah tersebut, ICO menjelaskan, mempertimbangkan dampak ekonomi dari pandemi virus corona yang telah memukul industri penerbangan.
"Kami senang ICO mengakui bahwa kami telah membuat peningkatan yang cukup besar pada keamanan sistem kami sejak serangan itu dan bahwa kami sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikannya," kata BA dalam sebuah pernyataan.
Insiden dunia maya besar lain juga menghantam maskapai penerbangan di London, yaitu easyJet EZJ.L. Pada awal tahun ini, mereka mengatakan peretas telah mengakses email dan detail perjalanan sekitar 9 juta pelanggan.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: