
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Otoritas penegak hukum Jerman selama 6-8 Oktober lalu menggeledah 15 tempat terkait dengan perusahaan perangkat lunak pengawasan FinFisher—dikenal pula dengan FinSpy.
Penyelidikan itu ditujukan kepada kepala eksekutif dan karyawan FinFischer GmbH dan dua perusahaan lain, kata juru bicara Kejaksaan Munich Anne Leiding, seperti dikutip dari APNews, Rabu (14 Oktober 2020), diakses Jumat (16 Oktober).
Kejaksaan Munich mengatakan, penggeledahan untuk menyelidiki perusahaan berpusat di Munich itu yang diduga melanggar aturan ekspor karena mejual spyware. Penggeledahan juga dilakukan di Rumania.
Penjualan spyware itu diduga kepada sejumlah pemerintah otoriter. Sayangnya, jaksa tak menyebut pemerintah mana saja yang telah memesan spyware.
“Ada kecurigaan bahwa perangkat lunak mungkin telah dikirim ke luar negeri tanpa persetujuan dari kantor Federal Pengendalian Ekonomi dan Ekspor,” kata Anne.
Penyelidikan atas dugaan penjualan spyware itu dilakukan kejaksaan sejak tahun lalu menyusul seruan kelompok aktivis HAM, seperti Society for Freedom Rights, Reporters Without Borders, and the European Center for Constitutional and Human Rights.
Kelompok aktivis itu menuding FinFisher telah memasok perangkat lunaknya, salah satunya, ke Turki.
FinFisher selama ini membantah tudingan-tudingan kelompok aktivs. Perusahaan ini selama ini dikenal sebagai solusi deteksi malware, salah satu produk utamanya yaitu Windows Defender.
Alat pengawasan FinFisher tersedia untuk Windows, iOS, dan Android. Di masa lalu, perusahaan keamanan dunia maya telah menemukan infeksi FinFisher di lebih dari 20 negara, menurut ZDNet, portal berita keamanan siber.
FinFisher mengklaim selama ini memasarkan alatnya untuk membantu investigasi penegak hukum dan badan intelijen. Pelanggan mereka, di antaranya Kepolisian Federal Jerman dan Kepolisian Berlin. Namun, alat ini ternyata juga ditemukan di perangkat sejumlah aktivis HAM di Ethiopia, Bahrain, Mesir, dan Turki.
Kantor berita Jerman Tagesschau, mengklaim FinFisher telah menggunakan perusahaan satelit di negara lain untuk menghindari pembatasan ekspor spyware yang lebih ketat di Jerman.[]
Share: