IND | ENG
Kota Buenos Aires Didesak Setop Sistem Pengenalan Wajah untuk Anak-anak

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Kota Buenos Aires Didesak Setop Sistem Pengenalan Wajah untuk Anak-anak
Andi Nugroho Diposting : Senin, 12 Oktober 2020 - 08:09 WIB

Cyberthreat.id – Aktivis hak asasi manusia mengkritik Pemerintah Kota Buenos Aires, Argentina yang menggunakan teknologi pengenalan wajah (facial recognition) untuk mengidentifikasi anak-anak yang melakukan kejahatan.

Pada pernyataan Jumat (9 Oktober 2020), seperti dikutip dari Reuters, Human Rights Watch, lembaga swadaya masyarakat HAM internasional berkantor di New York, mendesak pemkot segera menghentikan teknologi tersebut.

Menurut mereka, teknologi yang digunakan sejak April 2019 menjadikan Argentina satu-satunya negara di dunia yang menerapkan facial recognition untuk anak-anak atau orang di bawah 18 tahun.

Meski belum ada anak di bawah umur yang diketahui telah ditangkap, HRW mengatakan teknologi FR masih penuh dengan kesalahan identifikasi dan secara tidak adil dapat membatasi kesempatan kerja juga pendidikan bagi anak-anak yang dituduh mencuri atau kejahatan lainnya.

HRW mengirim surat ke pemkot dan pemerintah nasional meminta mereka untuk berhenti menggunakan FR di stasiun kereta untuk mengidentifikasi tersangka, terutama anak di bawah umur, dengan alasan teknologi sering membuat kesalahan dalam mengidentifikasi anak-anak.

Merespons kritik itu, Pemkot Buenos Aires mengatakan sistem FR telah dikembangkan di bawah pedoman hak asasi manusia PBB.

"Sejak September 2019 belum ada kasus kerusakan teknologi ini yang tercatat," kata pemkot dalam sebuah pernyataan.

Sementara, HRW mengutip tiga kasus orang dewasa Argentina yang secara keliru ditahan oleh polisi karena kesalahan sistem FR.

Menggunakan pengenalan wajah untuk mengidentifikasi tersangka anak sangat bermasalah karena penampilan anak muda dapat berubah dalam hitungan bulan saat mereka dewasa, kata Hye Jung Han, peneliti hak anak dan teknologi untuk HRW.

“Anak-anak yang dituduh melakukan kejahatan akan dipublikasikan informasi pribadinya secara online, yang bertentangan dengan hukum internasional dan standar nasional. Siapa pun yang memiliki koneksi internet bisa men-download data itu,” kata Han.

“Yang lebih buruk adalah pemerintah Buenos Aires memasukkan data tersebut ke dalam sistem pengenalan wajah yang beroperasi di stasiun kereta kota, untuk membantu polisi.”

Menurut HRW, teknologi pengenalan wajah yang digunakan di Buenos Aires dibangun oleh perusahaan Rusia.

"Kami meminta pemerintah untuk menghapus semua anak dari database kriminal publik, menangguhkan sistem pengenalan wajah, dan merilis statistik yang dapat diverifikasi tentang kinerjanya hingga saat ini," kata Han.

"Hak dan privasi orang-orang dilanggar oleh pemerintah yang tidak memahami teknologi ini dengan baik, tanpa perlindungan dan tanpa debat publik."[]

#humanrightswatch   #facialrecogntion   #sistempengenalanwajah   #ancamansiber

Share:




BACA JUGA
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
7 Kegunaan AI Generatif untuk Meningkatkan Keamanan Siber
Para Ahli Mengungkap Metode Pasif untuk Mengekstrak Kunci RSA Pribadi dari Koneksi SSH
BSSN dan Huawei Berikan Literasi Keamanan Siber Bagi Peserta Diklat Kemenlu
Kaspersky: 1 dari 5 Pengguna Internet Indonesia Jadi Sasaran Serangan Siber