
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menjelaskan di balik penuhnya Centralized Equipment Identity Register (CEIR), mesin pengolahan nomor IMEI.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Ismail, mengatakan, kepada Cyberthreat.id, pada Senin (5 Oktober 2020), mesin CEIR hampir penuh itu karena ada data IMEI dari perangkat telekomunikasi jenis handphone, komputer genggam, dan komputer tablet (HKT) yang belum terealisasi.
“[Masalah] itu kan biasa karena tahap awal biar aman saja, jadi [data IMEI perangkat yang belum dan sudah terealisasi] dimasukkan semua. Sekarang [data IMEI] yang dimasukkan [ke CEIR] yang benar-benar mau dilepas ke pasar. Jadi, ini masalah teknis biasa, sudah tidak ada isu lagi sih,” kata dia.
Pekan ini, Ismail mengatakan, mesin CEIR telah beroperasi kembali dan bisa menampung pendataan nomor IMEI.
Ia pun mengatakan bahwa konsumen tidak dirugikan atas gangguan tersebut.
Saat ditanya terkait apakah akan menambah kapasitas CEIR, Ismail mengatakan itu masalah teknis dan pasti pihaknya akan selesaikan masalah itu.
“Bukan tidak ada rencana [menambah kapasitas], tapi diselesaikan masalahnya. Ya macam-macam cara itu, kita optimistis, kita cleansing kan, yang penting yang [data IMEI] baru, masuk gitu.” kata dia.
Awal Oktober lalu, Kementerian Perindustrian mengatakan, tidak bisa menginput data nomor IMEI dari Tanda Pendaftaran Produk (TPP) produksi dan impor ke CEIR. Ini lantaran mesin yang dipakai untuk menampung basis data nomor IMEI tersebut dalam kondisi penuh.
Akibatnya, TPP IMEI yang diajukan oleh pelaku usaha ke Kementerian Perindustrian per 23 September lalu tidak bisa diunggah ke CEIR.
Dengan kondisi tersebut, perangkat telekomunikasi jenis handphone, komputer genggam, dan komputer tablet (HKT) yang tercatat di Kemenperin terancam tak mendapat sinyal.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Dini Hanggandari pun mengatakan opsi terhadap masalah tersebut adalah cleansing, yaitu hanya menyimpan nomor IMEI yang aktif saja di mesin CEIR.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: