IND | ENG
Huawei Siapkan Perang Jangka Panjang Lawan AS

Ilustrasi Huawei | Foto: Ist

Huawei Siapkan Perang Jangka Panjang Lawan AS
Arif Rahman Diposting : Senin, 24 Juni 2019 - 09:06 WIB

Dongguan, Cyberthreat.id - Sejumlah negara sempat memperkirakan tensi perang ekonomi dan perang teknologi antara Amerika Serikat dan China menurun kala Presiden AS Donald Trump bertatap muka dengan Presiden China Xi Jinping di Pertemuan G-20, Jepang, 28-29 Juni 2019.

Perkiraan itu kemungkinan meleset. Jika melihat gerak gerik Huawei, perusahaan telekomunikasi dan jaringan raksasa asal China, baru-baru ini menyebut AS sebagai musuh ketimbang sebagai pesaing/kompetitor di masa depan.

"Awalnya kami menyadari, pada tingkat tertentu akan terjadi persaingan antara kami dan AS, tapi kini bukan persaingan yang muncul, malah permusuhan jika melihat tindakan AS terhadap kami," kata CEO Huawei Ren Zhengfei dilansir Washington Post, Minggu (23 Juni 2019). 

Ren seorang mantan tentara People's Liberation Army China. Baginya, peperangan dengan AS sangat emosional karena putrinya Meng Wanzhou, yang juga financial officer Huawei, pernah ditangkap 1 Desember 2018 atas permintaan AS.

Pekan lalu Ren mengatakan Huawei mengalami kerugian 30 miliar USD atau setara dengan Rp 423,4 triliun akibat sikap AS. Padahal tahun 2018 keuntungan Huawei naik sekitar 19 persen atau sekitar Rp 1.511 triliun.

"Luka dan bekas luka akan semakin menguatkan, dan kesulitan besar akan melahirkan pahlawan sejati," demikian kutipan motivasi yang kerap disebar Ren Zhengfei terhadap 188 ribu karyawan Huawei di seluruh dunia.

Berusaha Mandiri

Wakil direktur Huawei Ken Hu mengatakan perusahaan sebenarnya telah memprediksi apa yang akan terjadi ke depan. Bahkan perkiraan itu mereka keluarkan sebelum AS mengeluarkan kebijakan yang ingin menyengsarakan Huawei.

"Ini akan terjadi selama bertahun-tahun. Itu sebabnya kami berinvestasi berat di berbagai bidang seperti riset dan pengembangan serta kelangsungan bisnis," kata Ken.

Banyak analis yang meragukan kemampuan Huawei bertahan terhadap sikap ofensif AS. Selain melarang penjualan teknologi Huawei, AS juga memblokir Huawei dari peralatan telekomunikasi di AS yang kemudian menekan sekutunya untuk menghindari peralatan Huawei.

"Huawei tidak akan mampu memproduksi peralatan baru dan mutakhir. Akibatnya Huawei akan tersingkir dari pasar persaingan peralatan telekomunikasi global," tulis seorang analis dari Eurasia Group.

Ren Zhengfei mengatakan Huawei tidak akan mati sebagaimana keinginan para musuhnya. Ini diperkuat Kepala Divisi Konsumen Huawei Richard Yu yang mengatakan perusahaan mereka tidak akan memproduksi perangkat yang menggunakan Android Google dan Microsoft.

"Kami tidak akan bergantung kepada mereka," ujar Richard Yu.

#huawei   #as   #5g   #perangdagang   #perangteknologi

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global