
Logo Microsoft | Foto: Angela Lang/CNET
Logo Microsoft | Foto: Angela Lang/CNET
Cyberthreat.id – Microsoft Corporation, perusahaan perangkat lunak AS, ditunjuk sebagai pemungut pajak pertambahan nilai (PPN) atas produk digital asing yang dijual di Indonesia.
Selain Microsoft, pada gelombang keempat ini, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI juga menunjuk tujuh perusahaan asing, seperti:
“Dengan penunjukan tersebut, sejak 1 November 2020 para pelaku usaha tersebut akan mulai memungut PPN atas produk dan layanan digital yang mereka jual kepada konsumen di Indonesia,” demikian pernyataan pers Ditjen Pajak seperti dikutip di situs webnya, Jumat (9 Oktober 2020).
Jumlah PPN yang harus dibayar pelanggan adalah 10 persen dari harga sebelum pajak, dan harus dicantumkan pada kuitansi atau invoice yang diterbitkan penjual sebagai bukti pungut PPN.
DJP berharap seluruh perusahaan yang telah memenuhi kriteria, termasuk penjualan Rp 600 juta setahun atau Rp 50 juta per bulan, agar dapat mengambil inisiatif dan menginformasikan kepada DJP supaya proses persiapan penunjukan termasuk sosialisasi secara one-on-one dapat segera dilaksanakan.
Hingga kini jumlah pemungut PPN produk digital luar negeri adalah 36 entitas, berikut ini detailnya:
8 perusahaan yang ditunjuk gelombang keempat:
12 perusahaan yang ditunjuk gelombang ketiga:
Berikut 10 perusahaan yang ditunjuk gelombang kedua:
Berikut enam perusahaan yang ditunjuk gelombang pertama:
Share: