
Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma | Foto: ANTARA/Aji Cakti
Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma | Foto: ANTARA/Aji Cakti
Cyberthreat.id – Sumber daya manusia yang mendukung industri pusat data (data center) di Indonesia terbilang minim. Tak sedikit perusahaan harus rela menyekolahkan karyawannya terlebih dulu ke luar negeri agar memahami operasional pusat data.
Di tengah pertumbuhan industri meningkat 35 persen per tahun, perusahaan-perusahaan pusat data juga harus berebutan mencari daya dukung SDM.
Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma saat berbincang dengan Cyberthreat.id, Senin (5 Oktober 2020).
Untuk menciptakan daya dukung SDM khusus industri pusat data, Hendra menyarankan pemerintah bisa membuka kurikulum tentang pusat data di perguruan tinggi, terutama di fakultas yang memiliki jurusan elektro.
Pemerintah bisa berkaca pada pengalaman China, Jerman, dan Amerika Serikat yang memang memiliki mata kuliah khusus terkait pusat data untuk menjamin keberlangsungan dukungan tenaga ahlinya. Apalagi saat ini, kata dia, hampir semua bisnis ditransaksikan secara digital sehingga penting ada daya dukung SDM yang paham dunia pusat data.
Hendra mengatakan, kemampuan SDM yang dibutuhkan pusat data itu sangat kompleks, baik dari sisi mekanikal, elektrikal, hingga cooling.
“Jadi memang selain perangkatnya kompleks, data center juga butuh tim secara kompetensi tersertifikasi supaya dia bisa berjalan dengan baik gitu,” kata dia.
Hendra mengatakan, saat ini pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan pusat data telah berkembang di Indonesia, sehingga tak perlu menyekolahkan karyawan ke luar negeri seperti dulu. Pelatihan-pelatihan itu disediakan oleh EPI (Enterprise Product Integration Pte Ltd) dan Dynamix.
Disinggung tentang Pusat Data Nasional yang sedang disiapkan pemerintah, Hendra mengatakan, belum bisa memperkirakan berapa SDM yang dibutuhkan.
“Saya lihat ini akan dibangun di beberapa titik ya. Itu artinya mereka butuh banyak sekali tenaga, dan sebisa mungkin tenaganya yang saya sarankan sudah kompetensi dan sertifikasinya sudah lengkap,” ujar dia.
Untuk menilai jumlah SDM, kata dia, harus tahu dulu besaran kapasitas kekuatan pusat data yang akan dibangun. Jika kapasitas 10 megawatt, maka satu pusat data butuh sebanyak 250 orang.
“Data center itu dia biasanya berdasarkan power capacity, 1 megawatt, 10 megawatt, 20 mega watt, semakin besar power capacity-nya, semakin besar krunya,” kata dia.
SDM yang paling dominan dibutuhkan oleh pusat data adalah berlatar belakang elektrikal, terutama yang sudah biasa menangani high voltage dan low voltage.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: