
Google | Foto: Unsplash
Google | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Google dan Australia belum bersepakat terkait dengan pembayaran artikel kepada penerbit-penerbit berita lokal yang dipromosikan perusahaan.
Google pun menunda peluncuran platform barunya, Google News Showcase, yang akan diluncurkan di Eropa dan Amerika Latin. Alasan penundaan itu karena terbentur dengan peraturan yang berlaku di Australia.
Sebelumnya, Google menyebut Australia, Jerman, Brasil sebagai pasar utama Google News Showcase. Namun, Google mencoret Australia dari pasar prioritas lantaran regulasi setempat memaksa perusahaan membayar royalti konten.
Oleh karena itu, Google mengatakan telah "menghentikan" kontrak dengan lima penerbit lokal Australia yang beritanya akan ditampilkan di Google News Showcase.
“Kami telah menghentikan proyek tersebut untuk saat ini,” kata Direktur Pelaksana Google untuk Australia dan Selandia Baru, Mel Silva, kepada Reuters, Jumat (2 Oktober 2020) melalui email.
“Kami berharap masalah ini dapat diselesaikan sehingga kami dapat segera membawa News Showcase ke Australia,” kata Silva.
Sebelumnya, Google mengatakan secara terbuka di blog perusahaan akan membayar US$ 1 miliar (sekitar Rp 14,89 triliun) kepada penerbit di seluruh dunia untuk berita mereka selama tiga tahun. (Baca: Dukung Produk Jurnalistik, Google Bayar Rp 14,89 Triliun untuk Konten Berita Selama Tiga Tahun)
Sementara itu, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengatakan akan membawa persoalan tersebut ke arbitrator (juru pengadil) untuk memutuskan berapa banyak perusahaan AS dan raksasa media sosial Facebook Inc harus membayar berita yang muncul di platform mereka.
Merespons hal itu, Facebook justru mengatakan mungkin akan menarik semua item berita dari halaman webnya di Australia, sedangkan Google mengatakan sikap ACCC telah menempatkan mesin pencari andalannya di bawah ancaman.
“Sangat disayangkan bahwa proyek ini telah dihentikan sementara, tetapi sebelum kami menyalahkan regulator, kami tidak boleh lupa bahwa yang telah dilakukan ACCC memberikan banyak dorongan bagi Google untuk melakukan kesepakatan dengan penerbit Australia,” kata Misha Ketchell, Editor dan Direktur Eksekutif The Conversation, salah satu penerbit fokus di dunia pendidikan yang memiliki kesepakatan dengan Google.[]
Share: