
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Geng ransomware Netwalker telah mempublikasikan data yang dicuri dari perusahaan penyedia listrik terbesar di Pakistan, K-Electric. Data itu dibocorkan lantaran perusahaan menolak membayar uang tebusan yang diminta senilai US$ 3.850.000 atau setara Rp57,5 miliar.
Dilansir dari Bleeping Computer, K-Electric diketahui mengalami serangan siber pada 7 September lalu. Serangan itu berdampak pada terganggunya layanan pembayaran tagihan dan layanan online mereka.
Beberapa hari kemudian, K-Electic mengakui adanya serangan siber, namun membantah ada data yang berhasil dicuri oleh peretas.
“Karachi, 11 September 2020: Menyusul percobaan insiden dunia maya awal pekan ini dan penyelidikan forensik yang sedang berlangsung, perusahaan listrik telah mengkonfirmasi bahwa penyelidikan awal menunjukkan semua data pelanggan tetap utuh dan aman, menegaskan kembali bahwa layanan pelanggan penting termasuk solusi pembayaran tagihan, pusat layanan pelanggan, dan 118 pusat panggilan beroperasi dan berfungsi penuh.” kata K-Electric seperti dilansir dari BleepingComputer, Jumat (2 Oktober 2020).
Meskipun perusahaan mengatakan semua data pelanggan tetap utuh, faktanya pekan ini pelaku peretasan telah mempublikasi data yang dicuri dari server K-Electric berupa arsip file berukuran 8,5 GB. Sebelumnya, pelaku memang mengancam akan mempublikasikan data yang dicuri dari K-Electric jika perusahaan tidak membayar uang tebusan yang diminta.
Permintaan uang tebusan oleh pelaku peretasan | Sumber: BleepingComputer
Perusahaan keamanan siber Pakistan, Rewterz, yang memeriksa isi arsip file itu mengatakan kepada BleepingComputer bahwa arsip itu berisikan informasi sensitif seperti data keuangan, informasi pelanggan, laporan teknik, catatan pemeliharaan, dan masih banyak lagi.
Data itu juga mencakup laporan laba rugi yang tidak diaudit, diagram teknik untuk turbin, dan gambar pernyataan pelanggan, yang ditandai dari K-Electric.
“Dengan beragam informasi yang diungkapkan sebagai bagian dari serangan ini, pelanggan harus khawatir bahwa informasi pribadi mereka mungkin telah terbongkar,” tulis BleepingComputer.
Sejauh ini, belum ada respon dari K-Electric.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Berita terkait:
Perusahaan Listrik Pakistan Dihantam Serangan Ransomware Netwalker, Minta Tebusan Rp57,5 Miliar
Share: