IND | ENG
Kejahatan Siber Selama Pandemi Kian Meluas, VMware Sarankan Perusahaan Lakukan Langkah Ini

Tom Kellermann | Foto via bankinfosecurity.com

Kejahatan Siber Selama Pandemi Kian Meluas, VMware Sarankan Perusahaan Lakukan Langkah Ini
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Kamis, 01 Oktober 2020 - 22:00 WIB

Cyberthreat.id - VMware, perusahaan yang berfokus pada digitalisasi bisnis dan keamanan siber mengungkapkan ruang lingkup ancaman siber global selama Covid-19 semakin meluas.

Hal itu disampaikan oleh Tom Kellermann, Head of Cybersecurity Strategy untuk VMware, dalam acara VMworld 2020 yang digelar secara online lewat aplikasi Zoom, Kamis (1 Oktober 2020).

Merujuk kepada laporan VMware pada Agustus lalu bertajuk "Global Threat Report: Extended E enterprise Under Threat, VMware Carbon Black" Kellerman mengatakan sebanyak 91 persen responden dari seluruh dunia yang berasal dari profesional di bidang keamanan, menyampaikan bahwa mereka melihat adanya lonjakan serangan siber akibat makin banyaknya karyawan yang bekerja dari rumah.

Sebanyak 32 persen responden global melihat adanya kesenjangan visibilitas yang signifikan dalam  ancaman keamanan, sedangkan 28 persen melihat adanya kesenjangan yang nyata di perusahaan-perusahaan dalam mendukung karyawan mereka untuk bisa bekerja dari lokasi mana pun.

Kellerman bilang, dalam kondisi seperti itu, banyak perusahaan atau organisasi yang perlu merombak kembali pendekatan keamanan yang telah mereka bangun untuk melindungi diri mereka dari taktik dan teknik canggih yang digunakan dalam kejahatan siber, maupun upaya-upaya pemerasan.

"Perusahaan perlu merombak strategi mereka dengan menerapkan pendekatan yang lebih mutakhir di bidang keamanan, dalam menghadirkan pengalaman bagi pengguna, serta bagaimana mengatasi kompleksitas operasional dengan makin berkembangnya lingkungan IT yang digunakan,"ungkap Kellermann.

Dia menambahkan, saat ini serangan siber meningkat 400%, karena banyaknya faktor,  mulai dari penjualan varian malware di pasar gelap semakin meningkat, munculnya kelompok peretas Advanced Persistence Threat (APT) yang disponsori negara, kegagalan dalam melakukan pengamanan, dan minimnya pengetahuan terkait keamanan siber. Untuk itu perusahaan perlu melakukan perubahan dan meningkatkan keamanan mereka.

Kellerman mengatakan, kapabilitas sebuah sistem dalam mendeteksi dan merespons adanya insiden keamanan memiliki peran yang begitu krusial, namun banyak tantangannya. Perusahaan, kata dia, membutuhkan solusi dengan visibilitas yang lebih luas dan komprehensif, mencakup di endpoint, workload, jaringan, pengguna, maupun di aplikasi.

"Butuh pendekatan yang lebih holistik dalam merespons ancaman-ancaman keamanan tersebut, terlebih dengan makin terkoneksinya workload dan aplikasi yang mereka bangun," ujarnya.

Untuk itu, Kellerman menyarankan perusahaan dan organisasi menggunakan pendekatan Extended Detection and Response (XDR) dalam hal deteksi keamanan. Pendekatan XDR diyakini dapat mendeteksi dan merespons munculnya insiden keamanan yang terjadi di domain yang berbeda, baik itu di endpoint, workload, pengguna, maupun di jaringan. Pendekatan ini juga akan mendukung kebijakan terkait pandemi covid-19 di mana para karyawan dipaksa bekerja dari rumah.

"Makin tersebarnya lokasi kerja karyawan tentu membawa tantangan tersendiri, baik dalam proses on-boarding, visibilitas dan kelaikan, keamanan, keselamatan karyawan dan masih banyak lagi aspek lainnya. Perusahaan perlu mencari strategi baru agar dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut sekaligus mendukung terselenggaranya cara kerja baru seperti ini," kata Kellerman.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#tomkellermann   #wmware   #keamanansiber

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Pentingnya Penetration Testing dalam Perlindungan Data Pelanggan