
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Di saat sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran online jarak jauh, seorang siswa berusia 13 tahun di Indiana, Amerika Serikat, justru menyerang sistem komputer di sejumlah sekolah di sana.
Dikutip dari Info Security Magazine, kepolisian setempat mengonfirmasi pada 18 September bahwa mereka telah menangkap seorang remaja yang tidak disebut namanya sehari sebelumnya. Penangkapan dilakukan setelah polisi menerima laporan dari pejabat sekolah yang menemukan remaja itu melakukan akses ilegal ke sistem komputer Sekolah Komunitas Valparaiso di Indiana.
Menurut pengaduan pejabat sekolah, remaja itu berulang kali melakukan serangan yang berdampak pada sistem e-learning sekolah. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar terganggu lantaran terputusnya koneksi ke ruang kelas virtual mereka.
Remaja yang melakukan akses ilegal itu diduga adalah seorang siswa di Benjamin Franklin Middle School, sekolah negeri berperingkat tinggi dengan 820 siswa dan rasio siswa-guru 18:1.
Kapten polisi Valparaiso Joe Hall mengatakan remaja itu diyakini berada di balik serangkaian serangan siber yang telah melanda sekolah-sekolah di distrik itu sejak pandemi Covid-19 di mana sekolah bergeser ke pembelajaran daring (online).
Sementara itu, terdakwa dibawa ke Pusat Penahanan Remaja Kabupaten Porter, di mana dia didakwa berdasarkan undang-undang baru karena melakukan pelanggaran terhadap penggunaan komputer.
Menurut Michael Berta dari Asosiasi Pengawas Sekolah Interim, tidak ada bukti yang ditemukan yang menunjukkan remaja itu bekerja sama dengan orang lain saat beraksi.
Berta mengatakan, tindakan siswa itu telah membuat sekolah berada pada posisi yang rumit lantaran sangat bergantung pada sistem e-learning selama pandemi Covid-19.
Berta mengatakan sejak penangkapan remaja itu, gangguan terhadap e-learning telah berhenti.
"Ini merupakan situasi yang sangat membuat frustrasi," kata Berta, seperti dikutip dari The Times.
Para orang tua siswa diberi tahu oleh administrator Valparaiso bahwa distrik sekolah bekerja sama dengan penegak hukum untuk mengidentifikasi individu di balik serangan itu, yang digambarkan oleh pihak sekolah sebagai “tindakan kriminal yang disengaja dan berbahaya.”
Di sisi lain, pihak sekolah mengklaim mereka bekerja sama dengan para pakar untuk memerangi serangan siber, serta menyelidiki cara-cara di mana pertahanan siber dapat diperkuat dari serangan di masa depan.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: