
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Literasi keamanan siber penting bagi para pelaku (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) UMKM untuk mencegah mereka menjadi target serangan siber.
Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mira Tayyiba, mengungkapkan, dengan banyaknya pelaku UMKM yang mulai bertranformasi secara digital tentu ancaman siber semakin meningkat.
"Saat ini terlihat jelas kalau ada pergeseran ke digital, ancaman siber semakin tinggi yang artinya literasi keamanan siber menjadi penting," ungkap Mira dalam peluncuran Panduan Mandiri Keamanan Informasi (Paman Kami) bagi UMKM yang digelar oleh Badan Siber dan Sandi Negara secara virtual, Kamis (24 September 2020).
Mira mengungkapkan, saat ini UMKM menjadi salah satu target dari serangan siber. Hal tersebut terlihat dari data Verizone 2019, Data Breach Investigation Report (DBIR), yang menyebutkan sebanyak 43% UKM menjadi target dari serangan siber. Dari jumlah itu, hanya 14% yang mampu melakukan mitigasi dari serangan siber yang diderita.
"Ancaman siber yang dihadapi oleh para pelaku UMKM kebanyakan akan berdampak pada pencurian data khususnya data pribadi."
Untuk itu, para pelaku UMKM berkewajiban menjaga keamanan sistem informasinya sesuai dengan PP No 80 tahun 2019. Jika lalai, pelaku UMKM akan dikenai sanksi secara bertahap, mulai dari teguran hingga tindakan.
"Ini bukan untuk menakut-nakuti tapi untuk mengingatkan betapa pentingnya keamanan informasi bagi pelaku UMKM."
Saat ini, pemerintah tengah gencar mendorong UMKM untuk melakukan tranformasi digital melalui berbagai gerakan yang bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari kementerian lembaga, komunitas, dan akademisi. Salah satu gerakan baru yang diluncurkan untuk mendukung tranformasi digital UMKM adalah Gerakan Bangga Buatan Indonesia yang di inisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Migrasi ke digital merupakan langkah awal, diperlukan kerja sungguh-sungguh untuk bertahan. Kami akan coba beri bantuan akses pasar, pelatihan, dan pendampingan."[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: