
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meluncurkan 'Paman Kami', yakni Panduan Mandiri Keamanan Informasi bagi pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengungkapkan adanya pandemi covid - 19 memaksa para pelaku UMKM melakukan tranformasi digital demi menjaga kelangsungan usahanya. Namun, banyaknya pelaku UMKM yang go digital, berbanding lurus dengan ancaman siber yang mungkin terjadi. Itu sebabnya, perlu langkah pencegahan dan mitigasi untuk melindungi pelaku UMKM dari serangan siber.
"Melihat hal tersebut, hari ini BSSN meluncurkan 'Paman Kami' untuk membantu para pelaku UMKM untuk menjaga keamanan informasinya," ungkap Hinsa, Kamis (24 September 2020).
Menurut Hinsa, dengan memanfaatkan Paman Kami, para pelaku UMKM dapat menerapkan prinsip-prinsip keamanan siber agar usaha yang dilakukannya melalui ruang siber dapat berjalan dengan aman. Terlebih, permasalahan yang dihadapi oleh UMKM saat go online tidak hanya masalah pemasaran, tetapi juga ancaman siber yang paling banyak mengintai informasi atau data milik mereka, khususnya data pribadi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiyawan, Paman kami merupakan perangkat penilaian mandiri yang berfokus pada 25 langkah keamanan informasi yang dapat digunakan untuk menanggulangi terjadinya insiden siber.
"25 langkah ini dapat dilakukan oleh para pelaku UMKM secara mudah, murah, dan mandiri," ungkap Anton dalam peluncuran Paman Kami bagi UMKM secara virtual, Kamis (24 September 2020).
Anton mengatakan, untuk menggunakan Paman Kami, para pelaku UMKM hanya perlu mengisi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan sistem keamanan informasinya, setelah itu dia akan mendapatkan hasil atau poin yang menandakan sistem keamanan informasi sudah baik atau belum.
"Jika mendapatkan 100 poin artinya sempurna, 90-99 poin artinya sudah baik, 70-89 poin artinya cukup, dan 50-69 poin artinya kurang. itu artinya masih harus terus ada perbaikan hingga sempurna."
Selain itu, Anton berharap, seluruh pemerintah daerah dapat membuat program kerja terkait dengan pelatihan sistem keamanan informasi bagi pelaku UMKM. Melalui program kerja ini, BSSN bersedia memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM untuk mengamankan informasinya.
"Kalau ingin, nanti akan kami kirimkan tim untuk membantu pemerintah daerah dalam memberikan pelatihan sistem keamanan informasi."
Sekedar informasi, berdasarkan data dari Verizone 2019, Data Breach Investigation Report (DBIR), sebanyak 43% UKM menjadi target dari dari serangan siber dan hanya 14% yang mampu melakukan mitigasi dari serangan siber yang diderita.
Sedangkan untuk teknik serangan yang banyak digunakan dalam menargetkan UKM antara lain, hacking 52%, soceng 33%, malware 28% dan kesalahan konfigurasi 20%, Penyalahgunaan akun 20% dan serangan fisik 4%.
Berkaitan dengan hal tersebut, para pelaku UMKM diharapkan menggunakan Paman Kami sebagai langkah pencegahan dan mitigasi insiden siber.[]
Share: