
Aplikasi pembayaran Paytm India. | Foto: Bloomberg/Samyukta Lakshmi
Aplikasi pembayaran Paytm India. | Foto: Bloomberg/Samyukta Lakshmi
Cyberthreat.id – Google menendang keluar aplikasi pembayaran Paytm dari toko Android-nya dengan alasan melanggar kebijakan perjudian, Jumat (18 September 2020).
“Kami tidak mengizinkan kasino daring atau dukungan aplikasi perjudian tak diatur yang memfasilitasi taruhan olahraga,” kata perusahaan raksasa teknologi AS itu, seperti dikutip dari Reuters, diakses Senin (21 September 2020).
Platform fintech India yang telah berstatus “unicorn” itu didukung di antaranya oleh investor Softbank, Alibaba, dan Berkshire Hathway.
“[Larangan] ini termasuk jika aplikasi mengarahkan konsumen ke situs web eksternal yang memungkinkan mereka berpartisipasi dalam turnamen berbayar untuk memenangkan uang sungguhan atau hadiah uang tunai,” kata Google.
"Ini merupakan pelanggaran kebijakan kami."
Google dalam pernyataan itu tidak menyebutkan nama “Paytm”, tetapi secara terpisah mengonfirmasi penghapusan platform tersebut karena pelanggaran kebijakan.
Seorang juru bicara Paytm juga mengonfirmasi bahwa Google telah menghapus aplikasinya.
Perusahaan tidak melanggar kebijakan Google, tetapi menjalankan penawaran yang memberikan stiker kepada penggunanya, untuk pembayaran dan transfer uang, yang kemudian dapat digunakan untuk menebus cashback–sebuah langkah yang dianggap Google sebagai perjudian, juru bicara Paytm mengatakan kepada Reuters.
Paytm sejak itu menghapus promosi dari aplikasinya, tutur jubir perusahan.
Google tidak segera menanggapi permintaan yang meminta komentar tentang bagaimana tawaran uang kembali Paytm melanggar kebijakannya.
Paytm mengatakan di Twitter sedang bekerja dengan Google untuk memulihkan aplikasi Android dan meyakinkan pengguna bahwa uang mereka aman.
Diluncurkan satu dekade lalu sebagai platform untuk pengisian ulang seluler, Paytm tumbuh dengan cepat setelah perusahaan pemesanan transportasi daring, Uber, mendaftarkannya sebagai opsi pembayaran.
Penggunaan Paytm semakin membengkak pada 2016 ketika India melarang uang kertas bernilai tinggi tertentu yang berimbas terjadi kekurangan mata uang dalam perekonomian selama berbulan-bulan.
Saat ini Paytm bersaing dengan pemain global, seperti Google Pay dan PhonePe (milik Walmart) di pasar pembayaran digital India.[]
Share: