
TikTok | Foto: Unsplash
TikTok | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Aplikasi berbagi video pendek, TikTok, mulai resmi dilarang untuk unduhan baru di Amerika Serikat per Minggu (20 September 2020).
Perusahaan mengaku kecewa dengan keputusan Departemen Perdagangan AS atas larangan di toko aplikasi AS (AppStore dan Google Play Store).
Namun, TikTok masih punya harapan bahwa larangan itu dapat dibatalkan atau dicabut jika Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan baru.
Trump memberi kesempatan ByteDance, induk perusahaan TikTok, hingga 12 November—batas waktu dilarang sepenuhnya—agar membuat kesepakatan dengan Oracle Corp sebagai pembeli utama TikTok, termasuk pembahasan pengawasan keamanan data pengguna.
Baca:
Dalam proposal yang diajukan ke pemerintah, menurut Reuters, Sabtu (19 September), TikTok menyetujui sejumlah poin, termasuk adanya “audit pihak ketiga, verifikasi kode keamanan, dan pengawasan pemerintah AS atas keamanan data AS.”
“Penyedia teknologi Amerika akan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengoperasikan jaringan TikTok di AS, yang akan mencakup semua layanan dan data yang melayani konsumen AS,” TikTok menambahkan dalam pernyataan itu.
Larangan terbaru TikTok itu, termasuk pada WeChat, adalah tindak lanjut dari perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump pada 6 Agustus lalu. Intinya, Departemen Perdagangan dalam tempo 45 harus menentukan transaksi apa yang harus diblokir dari aplikasi yang dianggap mengancam keaman nasional AS.
Pemerintah AS selama ini menuding bahwa kedua aplikasi itu bisa dipakai oleh intelijen China untuk mengumpulkan data pengguna AS. Namun, China dan perusahaan telah membantah berkali-kali tentang pengumpulan spionase.[]
Share: