Cyberthreat.id - Kepolisian New South Wales (NSW) di Australia menangkap tiga orang atas kejahatan penipuan email bisnis (Business Email Compromise/BEC) yang telah menjalankan aksi perampokan dan penipuan ke berbagai perusahaan di negara tersebut. Kerugian diduga mencapai 4,7 juta USD (Rp 69,7 miliar).

Setahun lalu, detektif dari Pasukan Komando Kejahatan Siber NSW (State Crime Command's Cybercrime Squad) mendirikan Strike Force Belltree untuk menyelidiki sindikat maupun jaringan kriminal cyber yang menargetkan bisnis di seluruh Australia.

Mereka menemukan modus faktur yang telah diubah, dikirimkan ke berbagai perusahaan dan bisnis untuk melakukan pembayaran melalui penipuan email (BEC) hingga akhirnya dana ditransfer ke rekening pribadi.

Dilansir dari Daily Mail, petugas dari Campsie dan Cumberland Police Area Commands juga mulai menyelidiki laporan aktivitas penipuan BEC yang korbannya diduga meluas ke berbagai wilayah, termasuk NSW.

Selama penyelidikan yang masih berlangsung, penyelidik regu kejahatan siber telah menangkap dua pria berusia 21 tahun dan 22 tahun pada Rabu (16 September 2020) dan seorang pria berusia 21 tahun pada Kamis (17 September 2020).

Total 14 orang telah didakwa atas keterlibatan dalam sindikat kejahatan BEC tersebut. Semuanya akan digiring ke pengadilan dalam waktu dekat.

Kejahatan BEC memang terus meningkat di Australia. Yang menjadi sasaran utama adalah sektor bisnis. Bulan April lalu seorang pria berusia 29 tahun ditangkap Kepolisian NSW karena berhasil menjalankan kejahatan BEC sejak pertengahan tahun 2018, menyebabkan kerugian mencapai 2,6 juta USD (Rp 38,7 miliar).

Polisi kemudian menangkap jaringan pelaku yaitu seorang pria berusia 30 tahun dan menyatakan bahwa operasi sindikat ini dilakukan lintas negara bagian dan wilayah serta menargetkan berbagai perusahaan seperti. Tahun 2018, kejahatan BEC di Australia telah menimbulkan kerugian mencapai 60 juta USD (Rp 891 miliar). []