IND | ENG
Tantangan Transformasi Digital di Indonesia: Membangun Pertahanan Cyber yang Kuat

Country Manager Solutions Engineering F5 Indonesia, Andre Iswanto, saat mengisi materi webinar Media Briefing beberapa waktu lalu

Tantangan Transformasi Digital di Indonesia: Membangun Pertahanan Cyber yang Kuat
Arif Rahman Diposting : Senin, 14 September 2020 - 17:35 WIB

Cyberthreat.id - Country Manager Solutions Engineering F5 Indonesia, Andre Iswanto, mengatakan keamanan siber (cyber security) merupakan faktor penting dalam transformasi digital. Menurut dia, transformasi digital di Indonesia sudah terjadi secara vertikal dan horizontal, menghadapi berbagai tantangan seperti area 4G belum mencakup seluruh wilayah, belum ada regulasi untuk digitalisasi dan perlindungan aset digital, serta kurangnya sumber daya manusia (SDM).

"Lapisan horizontal mencakup infrastruktur, aplikasi, platform, dan konten. Lapisan vertikal adalah keamanan (keamanan siber), regulasi dan kebijakan, serta sumber daya manusia (digital talent). Sudah jelas, keamanan siber bukan pendukung, tapi faktor penting dalam perjalanan transformasi digital Indonesia," kata Andre Iswanto saat berbincang dengan Cyberthreat.id baru-baru ini.

Tren transformasi digital adalah meningkatkan jejak aplikasi (application footprint), dimana setiap layanan/solusi aplikasi berpotensi terhadap peningkatan pembobolan atau terekspos (insiden). Kebutuhan untuk melindungi setiap layanan aplikasi tentu sudah harus dipandang sebagai hal yang sangat penting.

Ada tantangan tertentu yang harus diprioritaskan dalam perjalanan transformasi digital di Indonesia yang diantaranya termasuk menambah pakar di bidang teknologi, meningkatkan distribusi koneksi jaringan high-speed ke penjuru negeri, mengembangkan lebih banyak Smart City, membangun pertahanan siber yang kuat, serta digitalisasi sektor publik.

"Itu sebabnya kami (menangkap peluang) membantu upaya transformasi digital setiap bisnis dengan memungkinkan pengembang (developer), tim keamanan, dan operasional untuk mengukur kapabilitas keamanan mereka tanpa mempengaruhi kecepatan bisnis," ujar Andre.

Kesenjangan SDM

Tanpa keamanan, proses transformasi digital Indonesia sudah pasti akan terganggu. Negara ini diperkirakan sudah menduduki peringkat ketiga sebagai sasaran ancaman serangan siber setelah AS dan India.

Salah satu pemicunya adalah kesenjangan tenaga ahli keamanan yang bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi menjadi salah satu kekhawatiran utama di Asia Pasifik. Data itu menurut Laporan State of Application Services (SOAS) 2020.

Lebih dari 76 persen perusahaan di penjuru Asia Pasifik melaporkan tingginya kesenjangan tenaga ahli keamanan. Kekurangan ini berarti mendesaknya kebutuhan untuk menerapkan solusi-solusi yang easy-to-deploy atau mudah dijalankan, sehingga bisa menjamin keamanan yang konsisten di berbagai lingkungan sekaligus.

"Meningkatnya jejak aplikasi akibat tren transformasi digital juga meningkatkan aspek keamanan," kata Andre.

Jika aplikasi tidak begitu aman, perusahaan berisiko kehilangan hal yang membuat mereka unggul secara kompetitif. Semakin banyak kejahatan kriminal yang terjadi, semakin tinggi kebutuhan perusahaan akan strategi keamanan siber yang kuat.

"Kesuksesan transformasi digital bukan hanya tentang menerapkan teknologi tepat sesuai yang dibutuhkan. Namun juga mengelola risiko dan ancaman siber dalam lingkungan yang sudah terkoneksi seperti sekarang ini."

Ada prediksi bahwa diantara tahun 2015-2030, Indonesia akan mengalami kekurangan tenaga ahli dan semi-ahli di bidang IT yang jumlahnya mencapai sembilan juta orang. Menurut Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM), setiap tahun hanya ada 40-50 ribu sarjana informatika dari 850 kampus di seluruh Indonesia.

"Jelas, ini adalah jurang antara demand dan supply," tegas Andre.

F5 sendiri telah menggelar berbagai training course gratis di Indonesia. Selain meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM, F5 juga ingin memperkuat basis pelanggannya dalam memahami produk-produk F5 luar dalam, sekaligus belajar mengintegrasikannya berdasarkan kebutuhan masing-masing.

"Kami sudah memulai pelatihan ini secara online bertajuk F5 Getting Started Series." []

#Transformasidigital   #sdmunggul   #infrastrukturkritis   #layananpublik   #digitalisasi   #F5Networks

Share:




BACA JUGA
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Dukung Digitalisasi Aceh, Wamen Nezar Patria Percepat Pemerataan Konektivitas dan Talenta Digital
Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN
Kikis Kesenjangan Digital, Indonesia Dorong Pendekatan Inklusif dalam Tata Kelola AI Global